The sad moment when you return to your ordinary life after reading an awesome book – 9gag

Alhamdulillah, gue berhasil menamatkan novel terakhir Harry Potter karya J.K Rowling. Untuk gue yang kemarin menjadi tim menonton dulu baru membaca, cerita di novel ini menjadi penutup yang lebih lengkap dan epic dari film 😁😁😁.
Tanpa banyak cincong, yang tak kau temukan Harry Potter and the Deathly Hallows (Harry Potter dan Relikui Kematian) di film sudah selesai gue susun. Berikut beberapa spoiler yang tidak tayang di film seperti Dudley berterima kasih kepada Harry sebelum berpisah, alasan Bibi Petunia membenci adiknya Lily, cerita lengkap tentang masa kecil dan muda Snape bersama Lily, Voldemort tidak menjadi debu bertebangan di akhir hidupnya seperti korban Thanos di Avenger tapi mati terkapar tidak berdaya, jenazah Voldemort yang disimpan di kamar Aula Besar Hogwarts, Tonks dan Lupin memiliki bayi bernama Teddy Lupin, Grindelwald kawan Dumbledore yang menjadi lawan, Dumbledore melakukan kesalahan terbesarnya, Neville menjadi Profesor pelajaran Herbologi di Hogwarts pada sembilan belas tahun kemudian dan masih banyak lagi.
Akhir kata, semoga rangkuman ini membantu membangkitkan keinginanmu untuk membaca novel Harry Potter langsung. Sampai jumpa di buku lainnya 😁😁😁.
1. Lucius Malfoy telah dibebaskan dari Azkaban oleh Voldemort.
2. Seperti di Film, Voldemort dan semua pengikutnya berkumpul di rumah Lucius Malfoy.
3. Tonks dan Lupin menikah.
4. Masih di rumah Lucius dengan Voldemort dan para pengikutnya yang sedang berkumpul, wanita yang sekarat, melayang, dibunuh lalu dimakan Nagini seperti di Film adalah Charity Burbage, guru yang mengajar penyihir muda tentang Telaah Muggle di sekolah sihir Hogwarts.
5. Harry mengisi waktunya di Privet Dive dengan membaca Prophet. Artikel tentang Dumbledore muda yang Harry baru tahu oleh Elphias Doge, dan artikel sampah tentang kebohongan Dumbledore oleh Rita Skeeter. Harry muak dan membuangnya di tempat sampah yang sudah penuh.
6. Artikel tentang masa muda Dumbledore menyebut-nyebut bahwa Dumbledore pernah bertarung dengan Grindelwald dan menang. Grindelwald, tokoh yang dikenal di Film Fantastic Beast and Where to Find Them.
7. Tidak seperti di Film, disini ada adegan Paman Vernon, Bibi Petunia dan Dudley setuju mereka dibawa oleh dua anggota Orde demi keamanan dan keselamatan mereka dari rombongan Voldemort. Bahkan Dudley mengucapkan terima kasih dan berjabat tangan dengan Harry karena Harry telah menyelamatkan nyawanya dari Dementor tempo hari. Sebuah akhir yang bahagia bagi hubungan Harry dengan keluarga terdekatnya yang selama ini selalu berakhir nestapa.
8. Pada malam penjemputan, keluarga Dursley dijemput oleh Dedalus dan Hestia (anggota Orde yang gue baru tahu). Mereka akan berkendara (naik mobil Muggle) sejauh kurang lebih enam belas kilo sebelum bisa ber disapparate menuju tempat perlindungan. Sedangkan Harry akan dikawal oleh rombongan Mad Eye Moody.
9. Perlindungan yang selama ini melindungi Harry (dibuat oleh ibu Harry) dari jangkauan sihir jahat akan hilang oleh dua hal. Pertama setelah Harry berumur tujuh belas tahun. Kedua, Harry tak lagi menganggap rumah Paman Bibinya sebagai rumah. Karena Paman Bibinya berpisah malam ini, artinya mereka tidak akan tinggal bersama lagi. Jadi, saat Harry meninggalkan rumah, Harry tidak akan kembali, dan perlindungan itu akan hilang saat Harry keluar dari daerah ini. Pilihan para pengawal Harry dan Harry saat ini adalah menghilangkan perlindungan itu lebih awal, atau membiarkan Kau Tahu Siapa datang dan langsung menangkap Harry saat ia berusia tujuh belas. Itulah kenapa Harry dikawal menuju tempat perlindungan.
10. Ada perasaan aneh yang hinggap di hati Harry ketika akan meninggalkan rumah untuk selamanya yang selama ini ia tempati bersama sepupu, Paman dan Bibi yang menyiksanya. Sebelum para pengawal datang, Harry napak tilas di rumah Paman dan Bibinya bersama Hedwig. Mengenang keset yang dimuntahi Dudley setelah diselamatkan dari Dementor, memberi tahu Hedwig dia pernah tidur di lemari bawah tangga, dan Harry yang senang ditinggal sendiri di rumah oleh keluarga Dursley dan menikmati makanan di kulkas sambil bermain komputer Dudley.
11. Pengawal-pengawal Harry tiba di rumah nomor empat Privet Drive. Mereka Mad Eye, Ron, Hermione, Mr Weasley, Fred dan George, Bill dan Fleur, Tonks dan Lupin yang sudah menikah, Mundungus, Kingsley, dan Hagrid. Destinasi pertama mereka adalah ke rumah orang tua Tonks lalu menggunakan Portkey untuk ke The Burrow. Namun, tidak semuanya akan pergi ke rumah orang tua Tonks. Akan ada tujuh orang (Ron, Hermione, Fred, George, Fleur, Mundungus dan Harry) Harry Potter yang ditemani seorang pengawal yang akan terbang ke tujuh tempat perlindungan yang berbeda.
12. Hedwig dan Mad Eye tewas dalam perjalanan itu.
13. Gandengan motor yang dinaiki Harry di sepeda motor Hagrid terlepas. Harry memantrai (wingardium leviosa) nya dan terbang melayang lagi. Namun tidak bertahan lama karena serangan demi serangan Pelahap Maut membuat gandengan motor itu oleng dan Harry akhirnya didudukkan di kursi sepeda motor oleh Hagrid.
14. Harry melihat wajah salah satu Pelahap Maut karena tudungnya terbuka. Tak bisa dipercaya, dia adalah Stan Shunpike. Harry juga melihat Voldemort yang mengejar ia dan Hagrid tanpa sapu ataupun Thestral. Voldemort bisa terbang. Hebat.
15. Hagrid melompat ke atas sapu salah satu Pelahap Maut yang akan mengutuk mati Harry dan meninggalkan Harry sendirian di motornya. Harry mengejar Hagrid yang telah jatuh di sebuah kolam berlumpur setelah berhasil meninggalkan Voldemort dan Pelahap Maut lain.
16. Harry dan Hagrid sampai di rumah orang tua Tonks sebelum ke The Burrow menggunakan Portkey, sebuah sisir kecil berwarna keperakan yang ada di atas meja rias.
17. Harry dan Hagrid ternyata tiba lebih dulu di The Burrow dengan Mrs Weasley dan Ginny yang menyambut dengan khawatir. Diikuti Lupin dan George yang kehilangan satu telinga oleh Snape, Hermione dan Kingsley, Fred dan Mr Weasley, Ron dan Tonks, serta Bill dan Fleur. Mundungus ber disapparete meninggalkan Mad Eye di sapu dan kutukan Voldemortlah yang akhirnya menewaskan Mad Eye.
18. Belakangan diketahui ada pengkhianat yang membocorkan pemindahan Harry pada malam itu sehingga mereka semua diburu oleh Voldemort dan para Pelahap Maut. Mereka semua mencurigai Mundungus.
19. Telah terjadi pelarian besar-besaran dari Azkaban yang tidak diberitakan oleh Kementrian. Itulah sebabnya Harry bisa melihat Stan yang diyakininya dibawah pengaruh kutukan Imperius.
20. George yang kehilangan satu telinga masih bisa bercanda melihat ibunya yang terisak. Ibunya kini bisa membedakan ia dan Fred.
21. Harry mendapat penglihatan. Ollivander disiksa oleh Voldemort.
22. Bukan hanya Hermione yang berkorban telah memodifikasi ingatan orang tuanya, Ron juga. Ron memelihara Ghoul, semacam mayat hidup yang tidak memiliki intelegensi, makhluk yang akan dibuat mirip dengannya untuk mengelabui ibunya bila mereka bertiga telah memulai perjalanan mencari Horcrux. Ini semua dilakukan agar para Pelahap Maut yang ingin mencuri informasi keberadaan mereka bertiga dengan menginterogasi orang-orang terdekat terkecoh. Harry tidak bisa lagi menolak kedua sahabatnya untuk ikut dalam perjalanan yang berbahaya.
23. Seperti perpus berjalan, Hermione menyortir buku-buku yang akan dibawa saat perjalanan itu tiba. Bahkan buku tentang Horcrux, Secrets of the Darkest Art, yang selama ini tersimpan dalam ruang baca Dumbledore (Dumbledore telah menyingkirkan buku berbahaya itu dari perpustakaan). Hermione menggunakan Mantra Pemanggil setelah pemakaman Dumbledore.
24. Harry akhirnya menginjak umur tujuh belas tahun. Ron menghadiahinya sebuah buku Twelve Fail Safe Ways to Charm Witches, menjelaskan semua yang diperlukan tentang para gadis. Mr dan Mrs Weasley memberi jam seperti milik Ron terbuat dari emas dengan bintang-bintang berputar di atasnya. Hadiah Hermione adalah Sneakoscope baru. Hadiah lain berupa pisau cukur otomatis dari Bill dan Fleur. Cokelat dari keluarga Delacour, sekotak besar barang-barang terbaru dari Sihir Sakti Weasley dari Fred dan George dan hadiah terakhir adalah ciuman dari Ginny yang dipergoki Ron dan Hermione.
25. Ron memarahi Harry karena memberi harapan palsu kepada adiknya. Karena Harry memutusi Ginny tempo hari dan Ginny menangis.
26. Saat pesta ulang tahun Harry di malam hari, Hagrid, Scrimgeour, Lupin dan Tonks datang, bahkan Charlie yang rambutnya sudah dipotong pendek oleh ibunya pulang. Hagrid memberi Harry sebuah tas kecil berbulu dengan tali panjang yang sepertinya dikenakan di sekitar leher. Mokeskin, dapat sembunyikan apapun di dalamnya dan hanya pemiliknya yang bisa mengambil.
27. Scrimgeour datang untuk memberi warisan dari Dumbledore. Ron mendapat Deluminator, sebuah korek perak yang dapat menyedot cahaya dan mengembalikannya lagi dalam sekali tekan. Hermione mendapat buku The Tales of Beedle the Bard, yang judulnya tertulis dalam huruf Rune. Dan Harry mendapat Snitch yang ditangkap dalam pertandingan Quidditch pertamanya di Hogwarts dan sebuah Pedang Godric Griffindor yang tidak diberikan oleh Scrimgeour. Harry marah karena pedang yang seharusnya menjadi miliknya ditahan oleh Scrimgeour. Watak Scrimgeour yang Harry tahu telah kembali. Harry memberi pernyataan telak kepadanya kalau Scrimgeour meneliti barang-barang warisan Dumbledore di kantornya tanpa peduli dengan apa yang terjadi di luar kantornya, Harry dan yang lain dikejar Voldemort dan Pelahap Maut, buronan Azkaban melarikan diri dan Made Eye yang mati. Scrimgeour meradang lalu menusukkan tongkatnya ke dada Harry dan meninggalkan lubang kecil seperti bekas terbakar di kaus Harry. Mr dan Mrs Weasley masuk dan Scrimgeour pergi.
28. Harry mengisi kantung Mokeskin dengan benda-benda yang ia anggap berharga, walaupun juga ada yang tidak berarti. Peta Perampok, potongan cermin Sirius, dan liontin R.A.B. Harry mengulur talinya dan mengalungkannya pada lehernya.
29. Pada saat pernikahan Bill dan Fleur, Harry meminum ramuan polijus dan berubah menjadi seorang bocah berambut merah di desa Ottery St Catchpole, yang beberapa helai rambutnya telah diambil Fred dengan Mantra Panggil. Ini dilakukan untuk mengelabui para Pelahap Maut yang bisa saja menjadi salah satu tamu yang hadir. Suatu potongan scene yang tidak ditemukan di Film.
30. Selain Luna dan ayahnya Xenophilius Lovegood, Viktor Krum adalah tamu undangan pernikahan itu. Krum mengaku diundang Fleur. Karena Krum datang, wajah Hermione bersemu dan kuping Ron memerah karena cemburu.
31. Krum melihat ayahnya Luna dan menggeram marah. Diketahui Krum membenci ayah Luna karena ada lambang segitiga milik Grindelwald, Penyihir hitam yang dikalahkan Dumbledore, di jubahnya. Grindelwald telah membunuh banyak orang, termasuk kakeknya. Tapi Grindelwald tidak pernah menjamah negeri ini karena dia takut dengan Dumbledore apalagi saat dia dikalahkan. Krum mengaku Grindelwald mengukir lambangnya di dinding Durmstrang saat dia masih menjadi murid di sana.
32. Harry bertemu Elphias Doge, penulis yang membuat artikel masa muda Dumbledore. Elphias mengajak cerita dengan Harry tapi bibi Muriel, bibi Ron, datang mengganggu suasana. Elphias dan Muriel seperti langit dan bumi. Yang satu memuji-muji Dumbledore dan sebaliknya setuju dengan berita sampah Rita Skeeter. Entah Harry harus percaya yang mana, tapi yang pasti Muriel telah memberi petunjuk kalau ke Godric Hollow adalah destinasi pertama Harry yang tepat.
33. Selain tempat dimakamkannya orang tua Harry, Godric Hollow ternyata juga tempat dimakamkannya ibu dan saudari Dumbledore. Disana pula tinggal seorang Bathilda Bagshot, penulis Sejarah Sihir, seorang sejarahwan berbakat dan teman lama Dumbledore yang akan menjadi petunjuk bagi Harry.
34. Pesta pernikahan kedatangan patronus berbentuk Lynx, kucing perak, yang bisa berbicara. Patronus itu membuka lebar dan terdengar suara nyaring, dalam, dan lambat, milik Kingsley Shacklebolt memberitahukan bahwa Kementrian telah dikuasai, Scrimgeour mati dan mereka datang.
35. Kemunculan Patronus yang diikuti oleh para Pelahap Maut membuat panik tamu-tamu di pesta itu. Harry, Hermione dan Ron ber disapparate.
36. Hermione membawa tas nya sendiri, tas manik yang dibawanya ke pesta, yang memuat banyak barang bukan tas Harry hadiah dari Hagrid. Tas Hermione disihir dengan Mantra Perluasan yang Tak Terdeteksi.
37. Hermione dan Ron mengganti baju pestanya dengan baju biasa sedangkan Harry menggunakan Jubah Gaib ayahnya.
38. Harry, Ron dan Hermione kembali ke Grimmauld Place setelah dari Cafe di jalan Totenham Court yang diikuti oleh Pelahap Maut.
39. Di Grimmauld Place, Harry masuk ke kamar Sirius untuk pertama kali. Kamar itu seperti sudah digeledah dengan kertas-kertas yang berserakan dilantai, dan buku yang diambil paksa dan hampir lepas dari sampulnya. Disana Harry melihat foto masa remaja ayahnya dan sahabat-sahabat ayahnya, Sirius, Lupin dan si pengkhianat Wormtail. Harry juga menemukan surat milik Sirius dari ibu Harry, Lily Potter. Harry membaca dengan mata berkaca-kaca, meyakini ibunya yang pernah hidup dan melihat tulisan tangannya. Isi suratnya adalah ucapan terima kasih kepada Sirius yang menghadiahi Harry sapu mainan untuk ulang tahun pertama. Lily juga memberi tahu Sirius betapa James frustasi harus bersembunyi di kediamannya apalagi Jubah Gaibnya masih dipinjam oleh Dumbledore. James akan senang bila Sirius mampir dan main seperti Wormtail yang telah datang walau dengan wajah murung. Mereka juga sering dikunjugi oleh Bathilda Bagshot yang tinggal berdekatan di Godric Hollow dan sering menceritakan betapa hebatnya Dumbledore. Ada yang janggal pikir Harry. Orang tuanya kenal Bathilda, apakah Dumbledore yang mengenalkannya. Dan untuk apa Dumbledore meminjam Jubah Gaib ayahnya karena Harry pernah diberitahu Dumbledore bahwa dia tidak membutuhkan Jubah Gaib untuk tidak terlihat. Mungkinkah ada anggota Orde yang membutuhkannya dan Dumbledore menjadi perantaranya?. Lalu Wormtail pengkhianat, yang terlihat sedih. Apa ia peduli bahwa ia sedang menemui Lily dan James dalam keadaan hidup untuk terkahir kali? Kemudian Bathilda yang menceritakan betapa hebatnya Dumbledore, rasanya tidak dapat dipercaya mendengar sebaliknya dari Bibi Muriel di pesta pernikahan Bill Weasley. Harry menyimpan suratnya dan menemukan foto dirinya yang masih bayi terbang keluar masuk foto di atas sapu mainan dari Sirius.
40. Pemilik inisial R.A.B di liontin adalah Regulus Arcturus Black, adik Sirius. Harry menemukan tanda kecil di pintu kamar kedua setelah kamar Sirius. Di pintu terdapat goresan yang cukup dalam di bawah sebuah tanda, Dilarang Masuk Tanpa Izin Langsung Dari Regulus Arcturus Black, yang tidak Harry sadari saat keadaan gelap.
41. Regulus Arcturus Black adalah seorang Pelahap Maut. Sirius pernah menceritakannya kepada Harry. Dia menjadi Pelahap Maut dalam usia yang sangat muda lalu ketakutan dengan apa yang akan dia lakukan sebagai Pelahap Maut dan ingin keluar, jadi mereka membunuhnya.
42. Harry, Ron dan Hermione masuk ke kamar Regulus untuk mencari Liontin asli dan menggeledah lemari Kreacher di dapur yang suka sekali menyelinapkan banyak barang. Karena tak menemukan barang yang dicari, tanpa banyak cincong Harry memanggil Kreacher dan Krecher datang.
43. Harry meminta Kreacher menceritakan tentang Liontin tuannya, Regulus. Tidak hanya Liontin yang hilang dicuri Mundungus, Kreacher juga memberi tahu mereka bertiga bagaimana ia pernah dipakai Voldemort ke gua yang didalamnya ada danau hitam dipenuhi inferi tersembunyi, menaiki perahu sama seperti Harry dan Dumbledore waktu lalu, dan memaksa Kreacher meminum air baskom beracun. Disitulah Voldemort menaruh Horcrux, Liontin asli, lalu mengisinya kembali dengan air racun itu. Voldemort meninggalkan Kreacher sendiri dan Kreacher berhasil keluar dari tempat terkutuk itu karena Tuannya, Regulus, menyuruhnya pulang. Sihir spesial yang hanya dimiliki seorang peri adalah bisa ber Apparate dan ber Disapparate di tempat-tempat khusus yang tidak bisa dilakukan oleh penyihir. Setelah kembali dengan ceritanya, Regulus tampak cemas. Pada suatu malam Regulus mendatanginya dan memintanya mengantar ke gua dimana Kreacher pergi dengan Pangeran Kegelapan. Rupanya Regulus membawa Liontin palsu yang mirip dengan Liontin asli milik Voldemort dan bermaksud menukarnya. Regulus meminum cairan mematikan itu, Kreacher menukar keduanya, dan melihat Tuannya ditarik ke dalam danau oleh Inferi-inferi. Kreacher pergi, tidak boleh mengatakan rahasia ini kepada ibu tuannya dan harus menghancurkan Liontin asli seperti pesan tuannya.
44. Permintaan Harry berikutnya adalah menyuruh Kreacher mencari Mundungus yang telah mencuri Liontin asli. Sebagai imbalannya Harry memberi Liontin palsu milik Regulus kepada Kreacher dan butuh tiga puluh menit untuk menenangkan Kreacher, yang begitu senang karena telah dihadiahi dengan peninggalan keluarga Black.
45. Lupin datang ke Grimmauld Place. Rupanya Lupin hendak bergabung dengan Harry, Ron dan Hermione tanpa tahu misinya. Ia menyesal telah menikahi Tonks dan kini tengah hamil anak mereka. Lupin bercerita ia tak tahan menanggung malu bila mempunyai anak setengah serigala seperti dirinya. Keluarga Tonks pun jijik saat melihat ia dan Tonks menikah. Mendengar ini, Harry marah dan menyebutnya pengecut, tidak sepantasnya suami dan bapak meninggalkan istri dan anaknya. Lupin lalu pergi.
46. Beberapa hari berikutnya, Kreacher pulang membawa hasil buruannya, Mundungus. Mundungus bilang Liontin yang dicurinya telah dibeli oleh seorang penyihir wanita kecil pendek memakai pita dirambut dan mirip kodok. Umbridge.
47. Kualitas masakan Kreacher meningkat dramatis sejak ia diberi liontin Regulus yang selalu menggantung di lehernya. Bahkan bawang gorengnya terasa enak. Tidak hanya itu, sikapnya kini baik hati seperti Dobby.
48. Harry, Ron dan Hermione membaca Daily Prophet curian yang isinya Snape diangkat jadi Kepala Sekolah Sihir Howarts.
49. Harry, Ron dan Hermione akan menyusup ke Kementrian menjadi orang dari Pemeliharaan Sihir yang memakai jubah biru laut.
50. Harry, Ron dan Hermione sudah menghabiskan empat minggu bergantian bersembunyi di bawah Jubah Gaib dan memata-matai pintu masuk utama Kementrian yang sudah diketahui Ron dari Mr Weasley, sejak kecil. Mereka mengekor pegawai Kementrian, menguping obrolan
mereka, dan mempelajari di mana mereka muncul di satu tempat di satu waktu yang sama. Terkadang mereka bisa mengambil Daily Prophet dari tas salah satu pegawai.
51. Dalam penyamaran, Harry dan Ron bertemu Mr Weasley dan Percy di lift Kementerian.
52. Saat berada di kantor Umbridge, Harry melihat mata Mad Eye yang dipajang di pintu kantor Umbridge untuk memata-matai.
53. Hermione sempat membuat duplikat Liontin untuk Umbridge setelah berhasil mengambil yang asli agar tak ketahuan saat Umbridge pingsan.
54. Harry, Ron dan Hermione tidak bisa kembali ke Grimmauld Place karena Yaxley, pegawai Kementerian, berhasil mengikuti Hermione ke Grimmauld Place. Oleh sebab itu Hermione membawa Harry dan Ron ber Apparete ke hutan tempat Piala Dunia Quidditch diadakan beberapa tahun lalu.
55. Mata Mad Eye dikubur Harry di hutan tempat mereka berada.
56. Harry, Ron dan Hermione tak sengaja menguping dua Goblin (salah satunya bekerja di Bank Gringgots) yang sedang memancing ikan di hutan. Disana ada juga ayah Tonks dan Dean Thomas yang berbincang soal isu panas di Kementerian.
57. Lukisan kakek buyut Sirius Black di Grimmauld Place (yang kembarannya ada di kantor Kepala Sekolah Hogwarts) yang tempo hari dibawa Hermione masuk ke dalam tas maniknya ada gunanya. Phineas Nigellus Black memberi tahu kalau Ginny, Neville dan Luna berusaha mencuri pedang Gryffindor. Ginny, Neville, Luna dihukum ke Hutan Terlarang bersama Hagrid oleh Snape.
58. Phineas Nigellus memberi tahu kepada Harry, Ron dan Hermione kali terakhir ia melihat Dumbledore membawa pedang itu untuk menghancurkan sebuah cincin. Spontan Harry berpikir bahwa dengan pedang itulah cara menghancurkan Horcrux. Pedang buatan goblin itu menyerap semua yang dapat menambah kekuatannya dan pedang itu telah menyerap racun Basilisk. Dan Dumbledore tidak memberikannya pada Harry karena dia masih membutuhkannya, ia ingin menggunakannya untuk menghancurkan liontin, dan dia pasti telah tahu bahwa mereka tidak akan memberikannya pada Harry melalui wasiatnya. Jadi dia membuat tiruannya dan menyimpan yang palsu di tempatnya dan meninggalkan yang asli entah di mana.
59. Ada benang merah di antara Godric’s Hollow, Godric Gryffindor dan Pedang Gryffindor.
60. Warisan yang diberikan Dumbledore kepada Hermione berupa buku dongeng anak-anak di dunia sihir, The Tales of Beedle the Bard, telah menarik perhatiannya kepada sebuah simbol. Segitiga yang didalamnya ada lingkaran dan satu garis lurus. Simbol yang sama dengan lambang Grindewald yang diberitahu Krum tempo hari kepada Harry.
61. Harry dan Hermione ke Godric’s Hollow dengan menyamar sebagai Muggle. Mereka melihat sebuah monumen patung berupa patung tiga manusia. orang tua Harry dan Harry yang masih bayi.
62. Di pemakaman Godric’s Hollow, selain melihat nisan orang tua Harry, Harry dan Hermione melihat nisan dengan tulisan Kendra Dumbledore, Ibu Dumbledore, dan adik Dumbledore, Ariana. Hermione juga melihat simbol segitiga di atas pemakaman dengan nama Ignotus Peverell, yang tidak diperhatikan Harry. Belakangan, Peverell adalah tiga bersaudara dalam cerita simbol Deathly Hallows. Tiga Bersaudara Peverell itu adalah Antioch, Cadmus, dan Ignotus. Mereka adalah pemilik Hallows yang asli.
63. Harry dan Hermione melihat rumah Harry yang selama enam belas tahun ia tinggalkan karena dipungut Hagrid dari tragedi dan tak diperbaiki.
64. Tidak ada adegan Harry yang mengajak Hermione murung menari seperti di Film.
65. Sama seperti di Film, Ron berhasil menyelamatkan Harry dari jeratan Horcrux selama ia tenggelam di kolam dan sukses mengangkat pedang Gryffindor.
66. Ketika Harry mulai membuka liontin untuk disabet Ron, muncul bayangan mata yang hidup, gelap dan tampan seperti mata Tom Riddle sebelum mata itu berubah merah dan pupilnya terbelah. Dan suara mendesis keluar dari Horcrux. Sisanya sama seperti di Film.
67. Ron berhasil kembali kepada Harry dan Hermione karena Deluminator yang dimilikinya dari warisan Dumbledore. Deluminator memberitahunya kalau Hermione menyebut namanya saat mengingat tongkat Harry yang hancur seperti tongkat Ron yang rusak dan tidak akan sama lagi bila diperbaiki. Tongkat Harry hancur setelah Hermione menyelamatkan dirinya dan Harry dari Nagini di Godric’s Hollow dengan mantra penghancur yang menghancurkan semua barang disekitarnya.
68. Ron dikejar para Perampas saat berusaha mencari Harry dan Hermione dan berpura-pura menjadi Stan Sunphike.
69. Ron meminta Harry dan Hermione untuk berhenti memanggil nama Kau Tahu Siapa. Karena itulah cara bagaimana mereka menemukan orang. Menggunakan namanya dapat mematahkan perlindungan, ini menyebabkan suatu bentuk dari sihir terlarang dan inilah cara mereka menemukan Harry, Ron dan Hermione di jalan Tottenham Court. Karena Harry, Ron dan Hermione menggunakan namanya. Masuk akal.
70. Harry, Ron dan Hermione pergi untuk bertemu Xenophilius Lovegood, ayah Luna. ini semua karena Hermione penasaran dengan simbol segitiga di buku Beedle Sang Seniman.
71. Simbol segitiga itu menghubungkan Dumbledore dan Grindelwald yang dulu ternyata sahabat lama. Belakangan diketahui setelah Hermione mengambil buku, Kebenaran dan Dusta Albus, diam-diam di rumah Bathilda Bagshot tempo hari.
72. Rumah Ayah Luna berada di Ottery St. Cachopole dari lereng bukit yang berangin, dekat The Burrow.
73. Di rumah Xenophilius Lovegood, Hermione melihat Tanduk Erumpent, Barang-Barang yang Dapat Diperjualbelikan kelas B dan itu adalah benda yang sangat berbahaya untuk dimiliki di rumah. Tanduk Erumpent itu termasuk hewan-hewan Fantastis dan Dimana Mereka Bisa Ditemukan. Disini gue baru tahu, kalau Fantastic Beast and Where to Find Them pernah disinggung, tidak di Film (maaf kalau salah).
74. Tiga bersaudara Peverell mengingatkan Harry pada Marvolo Gaunt, kakek Voldemort. Di pensieve dengan Dumbledore tempo dulu, Marvolo Gaunt pernah berkata kalau dia adalah keturunan keluarga Peverell. Cincin yang dipakai Marvolo Gaunt, yang telah menjadi Horcrux, adalah lambang keluarga Peverell.
75. Harry, Ron dan Hermione mendengarkan siaran radio Potterwatch dengan Lee sebagai hostnya. Satu-satunya siaran yang melawan Voldemort. Dengan nama penyamaran, Harry, Ron dan Hermione tahu betul suara penyiar itu. Tidak hanya itu, ada narasumber lainnya yang namanya disamarkan. Mereka adalah Kingsley, Lupin dan Fred. Mereka memberi informasi kalau salah satu goblin yang Harry, Ron dan Hermione nguping tempo hari telah mati bersama Ted Tonks, ayah Tonks. Sedangkan Muggle, Dean Thomas, bersama Goblin satunya sedang dalam pemburuan.
76. Setelah siaran berakhir, Harry lagi-lagi menyebut nama Voldemort yang membuat Ron marah. Benar saja tamu tak diundang datang. Mereka dikepung oleh Pelahap Maut yang salah satunya Fenrir Greyback, manusia serigala. Kadang Harry memang keras kepala, disuruh jangan menyebut nama itu lagi tapi disebut lagi.
77. Sebelum ditangkap, Hermione telah memantrai wajah Harry menjadi jelek dan bengkak agar tak ada yang tahu dia adalah Harry. Mereka ditangkap dan dibawa ke rumah Draco Malfoy. Ada Malfoy sekeluarga dan Bellatrix. Satu lagi, Pedang Gryffindor juga ditahan.
78. Ditahan di gudang rumah Draco, Harry dan Ron melihat Luna, Olivander, Dean dan Griphook si Goblin. Sedangkan Hermione disiksa oleh Bellatrix.
79. Luna, Dean, dan Olivander disuruh Harry ber Apparate dengan Dobby ke rumah Bill dan Fleur, Shell Cottage di luar Tinworth, lalu yang lain menyusul.
80. Karena bunyi poop dari Apparate terdengar sampai ke atas, Wormtail disuruh mengecek ke gudang. Harry dan Ron bersiap untuk menjegal Wormtail dan tongkat Wormtail berhasil diambil alih. Wormtail yang jadi pengecut tanpa tongkatnya, dicekik oleh tangan metalnya sendiri pemberian dari Tuannya Voldemort.
81. Setelah selamat dari rumah Malfoy, dengan tongkat Draco dan Bellatrix di tangan dan Dobby sebagai korbannya, kini Harry bersama lainnya berada di rumah Bill dan Fleur. Harry, Ron dan Hermione mendatangi Olivander yang sedang istirahat di salah satu kamar rumah Bill dan Fleur. Harry meminta Olivander bercerita tentang tongkat Elder. Olivander didatangi Voldemort yang menanyainya sambil menyiksanya tentang tongkat Elder. Olivander memberi tahu Voldemort kalau Gregorovitch lah yang memiliki tongkat itu. Gregorovitch adalah pembuat tongkat sama seperti Olivander. Harry mengenal nama Gregorovitch dari Krum yang memberitahu Harry siapa yang membuat tongkatnya di pesta pernikahan Bil dan Fleur tempo hari. Voldemort lalu mendatangi Gregorovitch untuk mendapatkan tongkat itu yang ternyata telah dicuri. Dan Gregorovitch mati ditangan Voldemort.
82. Harry lalu menyimpulkan sendiri, tongkat itu dicuri oleh Grindelwald. Bagaimana Grindelwald mengetahui bahwa Gregorovicth memilikinya, Harry tidak tahu. Jika Gregorovitch cukup bodoh dengan menyebarkan rumor, ini tidak jadi terlalu sulit. Dan Grindelwald menggunakan Tongkat Tertua untuk menjadi kuat. Dan dia ada di puncak kekuasaannya, ketika Dumbledore menyadari hanya dia yang dapat menghentikannya, dia berduel dengan Grindelwald dan mengalahkannya, dan mengambil Tongkat Elder. Dan seperti yang sudah kita tahu di Film, itulah alasan Voldemort mendatangi nisan Dumbledore untuk mencuri tongkat yang dikubur bersama pemiliknya.
83. Rencana selanjutnya Harry, Ron dan Hermione akan menyelundup ke Bank Gringotts untuk masuk ke lemari besi keluarga Lestrange. Pikiran ini muncul ketika mereka masih ditangkap dan dibawa di rumah Malfoy tempo hari, dan Bellatrix menuduh Hermione (saat disiksa sendiri) telah masuk ke lemari besinya untuk mencuri pedang Gryffindor (padahal kita semua tahu kalau pedang itu sendirilah yang muncul di dasar kolam tempo hari). Harry yakin, selain pedang Gryffindor palsu berada disana yang dipindahkan dari kantor kepala sekolah Hogwarts, juga ada Horcrux lainnya. Dan seperti yang sudah kita ketahui di Film, mereka membuat deal dengan Griphook untuk membantu mereka dengan imbalan pedang Gryffindor asli yang dimiliki Harry, Ron dan Hermione untuk menghancurkan Horcrux.
84. Rumah Bill dan Fleur kedatangan Lupin. Lupin mampir untuk memberi tahu mereka bahwa bayinya dengan Tonks telah lahir dan diberi nama Tedy Remus Lupin. Perseteruan Harry dan Lupin di Grimmauld Place tempo hari hilang seketika. Lupin mengangkat Harry menjadi ayah angkat Ted.
85. Olivander akan dipindahkan ke rumah Bibi Muriel diantar oleh Bill. Menjelang kepergiannya, Fleur memberi sebuah tiara bercahaya dan berkelip pada cahaya lampu yang bergantung rendah untuk diberikan kepada Bibi Muriel. Griphook melihatnya karena itu dibuat oleh Goblin juga. Tak lama dari itu Luna tiba-tiba berbicara kalau ayahnya membuat tiara ulang milik Ravenclaw yang hilang. Dia mengidentifikasi elemen-elemen pentingnya dengan menambahkan sayap billywig yang sangat membuat perbedaan.
86. Walaupun Harry menolak bercerita kepada Bill tentang kesepakatannya dengan Griphook, Bill tetap memberitahu Harry agar berhati-hati berurusan dan membuat perjanjian dengan Goblin. Karena Bill tahu sifat Goblin semenjak dia bekerja di Gringotts setelah lulus dari Hogwarts. Salah satu sifatnya adalah benda-benda yang diciptakan Goblin walaupun sudah dibeli, mereka masih menganggapnya barang itu disewa dan pada akhirnya barang itu harus kembali kepada si pembuatnya.
87. Dalam penyamaran ke Gringotts, Hermione memakai tongkat Bellatrix (karena tongkatnya dilucuti) dan Harry memakai tongkat Malfoy.
88. Setelah kabur dari Gringotts dengan menaiki Naga, Harry, Ron dan Hermione melompat ke danau. Saat beristirahat, Harry mendapat penglihatan. Ia melihat Voldemort yang marah besar, membunuh goblin-goblin di Gringotts dan sadar Horcrux-horcruxnya telah diincar oleh Harry Potter. Voldemort juga memberinya petunjuk tentang keberadaan Horcrux di Hogwarts. Harry, Ron dan Hermione memutuskan ke Hogsmeade untuk menyusup ke Hogwarts menggunakan Jubah Gaib. Disana, keberadaan mereka hampir ketahuan para Pelahap Maut di Three Broomstick namun diselamatkan oleh pemilik bar Hog’s Head. Pemilik bar itu ternyata adiknya Dumbledore, Aberforth, dengan mata biru cemerlang. Harry baru sadar mata siapa yang selalu dilihatnya di pecahan cermin kado dari Sirius tempo hari. Dan ternyata Aberforth lah yang mengirim Dobby di rumah Malfoy setelah Harry melihat mata biru di pecahan cerminnya. Lalu perhatian Harry terpecah pada sesuatu di rak di atas perapian, sebuah cermin kecil segiempat ditopang di atasnya, tepat di bawah lukisan seorang gadis yang ternyata adik bungsu mereka, Ariana. Pasangan dari cermin Harry yang dimiliki Aberforth, dia dapatkan setelah membeli dari Dung sekitar tahun lalu. Albus yang memberi tahunya itu apa, lalu terus mencoba mengamati Harry melalui cermin itu.
89. Aberforth bercerita tentang tewasnya ibu dan adiknya kepada Harry, Ron dan Hermione. Saat berumur enam tahun, Ariana sering diintip bocah-bocah Muggle ditengah dirinya yang sedang melakukan sihir. Lalu bocah-bocah Muggle itu menangkapnya dan memaksanya melakukan sihir di depan mereka, tetapi sihirnya malah tidak bekerja sama sekali. Itulah yang membuat Ariana kemudian menjadi gadis kecil pendiam, pemurung dan menjadi setengah gila. Dan anehnya ia tidak bisa mengendalikan kekuatan sihirnya. Ayah mereka mencoba mencari Muggle-muggle yang mengganggu anaknya dan singkat cerita berakhir di Azkaban sampai mati. Ini semua karena Ayahnya menolak cerita yang sebenarnya kepada Kementerian untuk tetap melindungi anak gadisnya. Di lain waktu, saat Aberforth tidak berada di rumah, ibu mereka tewas karena Ariana sedang mengamuk dengan kekuatan sihirnya yang tak bisa dikendalikan. Aberforth lah yang selama ini merawat Ariana karena Albus, kakaknya, berada di Hogwarts. Namun setelah kejadian itu, Albus lah yang kini mengambil peran ibu dan menjaga Ariana, sedangkan Aberforth disuruh melanjutkan pendidikannya. Tapi kejadian yang naas terjadi lagi. Albus bersama teman barunya Grindelwald, beradu pendapat dengan Aberfoth. Aberfoth menolak mereka berdua menyembunyikan Ariana jika mereka sudah mengubah dunia, menuntun para penyihir keluar dari persembunyian dan mengajarkan pada para Muggle di mana sebenarnya tempat mereka. Tapi Grindelwald sama sekali tidak menyukainya. Dia marah. Aberfoth mencabut tongkatnya, Grindelwald mencabut tongkatnya, dan Aberfoth terkena Kutukan Cruciatus yang dirapal oleh teman baik kakaknya, dan Albus mencoba menghentikannya. Mereka bertiga berduel, cahaya berkilatan dan ledakan membuat Ariana siaga. Aberfoth mengira Ariana mau melerai, tapi dia tidak benar-benar tahu apa yang sedang ia lakukan, dan Aberfoth tidak tahu siapa di antara mereka yang melakukannya, bisa siapa saja dan Ariana tewas. Grindelwald lari ketakutan. Dia sudah punya catatan jelek di negaranya, dan ia tidak mau Ariana dimasukkan ke dalam catatannya.
90. Untuk menyangkal tuduhan adik Dumbledore tentang kakaknya Albus yang merasa bebas dari beban adik perempuannya, Harry memberi tahu Aberfoth, Ron dan Hermione pada malam Dumbledore meninggal. Ia meminum ramuan yang membuatnya kehilangan pikiran. Ia mulai berteriak, memohon pada seseorang yang tak ada di sana. “Jangan sakiti mereka, sakiti aku saja”. Harry mengira Dumbledore kembali ke masa di mana ia bersama Aberforth dan Grindelwald. Dumbledore merengek, memohon. Dumbledore kira ia sedang menyaksikan Grindelwald menyakiti Aberfoth dan Ariana. Menurut Harry itu siksaan untuknya. Kalau Aberfoth melihat kakaknya saat itu, Aberfoth tak akan mengatakan bahwa kakaknya sudah bebas.
91. Sisanya seperti di Film, Ariana di lukisannya menunjukkan terowongan ke Hogwarts yang belum pernah dijaga ketat. Beberapa menit kemudian Ariana sudah kembali lagi bersama Neville yang tampak babak belur di muka. Neville lalu memegang tangan Hermione dan membantunya memanjat rak di atas tungku masuk ke terowongan, Ron mengikuti, lalu Neville, dan Harry yang terkahir setelah mengucapkan terima kasih pada Aberforth karena telah menyelamatkan mereka dua kali. Harry merangkak naik ke rak di atas tungku dan menuju lubang di belakang lukisan Ariana. Ada undakan batu yang halus di sisi sebelah sana, sepertinya jalan tembus itu sudah ada selama bertahun-tahun. Lampu kuningan tergantung di dinding, lantai berbau tanah, licin dan halus saat mereka berjalan bayangan mereka bergetar, membesar, sepanjang dinding. Harry sadar, jalanan ini tidak ada di Peta Perompak.
92. Harry, Ron, Hermione, dan Neville tiba di Kamar Kebutuhan. Semua anggota Laskar Dumbledore telah berkumpul. Harry terintimidasi oleh mereka yang ingin menolong melawan Kau Tahu Siapa. Akhirnya Harry, Ron dan Hermione sepakat memberi tahu mereka tanpa menyinggung tentang Horcrux. Petunjuk yang diberikan Harry kepada semua anggota Laskar Dumbledore adalah sesuatu yang akan membantu mereka menyingkirkan Kau Tahu Siapa. Ada di sini di Hogwarts, tapi tidak tahu di mana. Mungkin kepunyaan Ravenclaw. Salah satu murid dari Ravenclaw ingat bahwa ada satu tiara milik asramanya yang sudah hilang berabad-abad lalu. Luna pun teringat apa yang pernah dikatakannya tentang ayahnya yang mencoba membuat tiruan tiara Ravenclaw. Ketika semua orang nampak kecewa, Cho buka suara menawarkan Harry jika ia ingin melihat bentuk tiara itu, Cho bersedia mengajak Harry ke ruang Rekreasi Ravenclaw dimana patung Ravenclaw memakai tiara tiruan itu. Ajakan Cho ditolak mentah-mentah oleh Ginny yang cemburu. Ginny menyarankan Luna saja yang pergi bersama Harry melihat patung dengan mahkota itu.
93. Harry dan Luna menyelinap ke ruang Rekreasi Ravenclaw dengan Jubah Gaib. Disana mereka melihat patung Rowena Ravenclaw yang memakai tiara seperti milik tiara Fleur yang dipakainya di hari pernikahannya. Ada kata-kata kecil dipahatkan disitu “bijak melampaui ukuran adalah kekayaan terbesar manusia”. Tak disangka mereka berdua kepergok oleh Pelahap Maut yang mengajar di Hogwarts, Alecto Carrow. Dan pada saat itu, Alecto langsung menekankan jari telunjuknya yang pendek gemuk pada tanda tengkorak dan ular di lengannya.
94. Bekas luka Harry membara lagi setelah jari Alecto menyentuh Tanda. Saat Harry berusaha mengambil tongkatnya, Harry kalah cepat karena Luna lah yang memingsankan Alecto. Letupan yang dibuat Luna ternyata membangunkan anak-anak asrama Ravenclaw, dan Profesor McGonagall. Tidak hanya itu saudara Alecto, Amycus datang setelah Tanda Kegelapan yang dimunculkan saudaranya. McGonagall adu mulut dengan Amycus bahkan sampai meludahi McGonagall. Tidak tinggal diam, Harry lalu keluar dari Jubah Gaibnya bersama Luna dan meluncurkan kutukan Crucio kepada Amycus. Amycus juga diberi kutukan imperius oleh McGonagall dan memberinya tongkat Amycus dan saudaranya kepada McGonagall sebelum berbaring disebelah saudaranya.
95. Harry mendapat penglihatan lagi, Voldemort telah berada di pulau memeriksa Liontinnya yang telah hilang dan sedang menuju ke Hogwarts. Harry memberi tahu McGonagall jalan keluar untuk mengamankan siswa-siswa jika Hogwarts berada dalam keadaan siaga.
96. Harry, Luna (masih dibawah Jubah Gaib), dan McGonagall bertemu Snape. Snape mencurigai udara yang kosong disebelah McGonagall dan bersumpah akan menghukum McGonagall kalau dia berusaha menyembunyikan Harrt. Snape lari terbirit-birit setelah McGonagall memantrai api dari obor-obor di atasnya membentuk ular besar berbentuk asap lalu berubah bentuk dan mengeras dalam hitungan detik menjadi sekumpulan belati yang mengejar. Snape menghindarinya dengan menarik baju besi ke hadapannya, dengan suara logam berbenturan, belati itu terbenam satu demi satu di bagian dada. Snape berjuang melepaskan diri dari tangan besi yang meremukkan, dan mengirimnya terbang kembali pada penyerangnya. Snape lalu benar-benar melarikan diri.
97. Suara bising-bising itu telah mengundang Profesor Flitwick, Sprout, dan Slughorn datang.
98. Filch disuruh mencari Peeves oleh McGonagall. Tidak hanya itu, McGonagall juga menghidupkan patung-patung dan baju besi keluar dari tempatnya lewat satu mantra untuk melindungi Hogwarts di perbatasan.
99. McGonagall menyuruh Harry dan Luna kembali ke Kamar Kebutuhan dan segera berkumpul dengan yang lain di Aula Besar. Sesampai di Kamar Kebutuhan lagi, Harry melihat kamar itu lebih sesak daripada sebelumnya. Ada Kingsley dan Lupin (Tonks tidak ada karena bersama bayi kecilnya yang fotonya ditunjukkan oleh Lupin), juga Oliver Wood, Katie Bell, Angelina Johnson, dan Alicia Spinnet, Bill dan Fleur, Mr dan Mrs Weasley. Mereka semua bisa tahu karena Fred dan yang lain mengirim pesan pada seluruh Laskar Dumbledore melalui Galleon palsu. Saat Ginny disuruh pulang melewati terowongan menuju Hog’s Head oleh Mrs Weasley dan kakak-kakaknya karena belum cukup umur untuk ikut bertarung, tak disangka seseorang merangkak keluar dari terowongan, Percy. Percy yang sepertinya telah mendapatkan hidayah menyesal dan mengumpati diri tak henti-henti. Mrs Weasley memeluk anaknya yang sudah lama hilang itu sambil menangis, dan Percy meminta maaf pada ayahnya.
100. Dalam pengakuannya, Percy telah sadar agak lama bahwa Kementerian sudah tidak beres. Tapi dia harus mencari jalan keluar, dan itu tidak mudah. Di Kementrian mereka memenjarakan pengkhianat setiap saat. Percy berhasil menghubungi Aberforth dan Aberforth memberi peringatan padanya sepuluh menit lalu bahwa Hogwarts akan bertempur, jadi disinilah dia sekarang.
101. Ginny tidak jadi pulang, sebagai gantinya dia harus mendekam di Kamar Kebutuhan saat yang lainnya sedang bertempur.
102. Harry menyadari Ron dan Hermione tidak ada di tengah-tengah mereka. Tapi Ginny memberitahu Harry kalau mereka berdua ke kamar mandi. Seperti yang sudah kita ketahui di Film, Ron dan Hermione berada di Kamar Rahasia untuk menghancurkan Piala Hufflepuff dari Gringotts menggunakan taring Basilisk yang sudah menjadi tengkorak. Mereka berhasil masuk ke Kamar Rahasia setelah Ron berbicara Parseltongue yang Ron tiru saat Harry membuka liontin waktu itu. Dan tidak ada adegan kissing setelah itu seperti di Film.
103. Pikiran tentang dimana Ron dan Hermione hampir mengalihkan Harry dari tujuan yang sebenarnya. Sejenak dia berkonsentrasi dan meyimpulkan bahwa di menara Ravenclaw lah satu-satunya petujuk karena saat di ruang Rekreasi Ravenclaw, Harry mendapati Alecto yang menjaganya. Dan satu-satunya benda yang dihubungkan dengan asrama itu oleh semua orang hanyalah tiara yang hilang. Siapa yang bisa memberitahunya dimana harus mencari, ketika tidak ada orang yang pernah melihatnya yang masih hidup? Harry lalu melihat sosok putih hantu Gryffindor, Nick si Kepala Nyaris Putus, dan menanyainya tentang hantu Ravenclaw, Grey Lady yang belakangan diketahui bernama Helena Ravenclaw. Grey Lady mengaku bahwa Harry bukan siswa pertama yang mendambakan tiara itu. Tapi Harry tidak bermaksud demikian melainkan untuk menghancurkan Voldemort. Barulah Grey Lady bercerita. Tiara Ravenclaw yang dicari Harry adalah milik ibu Grey Lady dan Grey Lady mencurinya. Grey Lady mencurinya untuk membuat dirinya lebih pintar, dan lebih penting daripada ibunya. Grey Lady kabur bersama tiara itu dan tampaknya ibunya tahu. Suatu waktu ibunya sakit dan berusaha mencari anaknya dengan mengirim seseorang yang mencintai anaknya, hantu si Baron Berdarah. Baron berhasil melacak Grey Lady ke hutan tempat persembunyiannya, namun sia-sia karena Grey Lady menolak untuk pulang bersamanya. Baron berubah menjadi kejam karena memang selalu gampang naik darah. Berang karena penolakan Grey Lady, dan cemburu pada kebebasan Grey Lady, Baron lalu menusuk Grey Lady dan bunuh diri. Grey Lady kemudian menyibakkan jubahnya untuk memperlihatkan satu luka gelap di dada putihnya kepada Harry. Nasib tiara itu masih berada di tempat Grey Lady menyembunyikannya ketika dia mendengar Baron memasuki hutan mendekatinya. Tersimpan di dalam lubang pohon, Albania.
104. Harry lalu menyimpulkan semuanya setelah Grey Lady menyebut Albania. Voldemort telah berkelana ke hutan yang jauh dan mengambil tiara kembali dari tempat persembunyiannya, mungkin segera setelah ia meninggalkan Hogwarts, bahkan sebelum ia mulai bekerja di Borgin and Burkes. Dan bukankah hutan terpencil Albania itu tampaknya merupakan tempat berlindung yang bagus ketika lama sesudahnya, Voldemort memerlukan tempat untuk menyembunyikan diri, tidak terganggu, selama 10 tahun? Tapi tiara itu, setelah menjadi Horcruxnya yang berharga, tidak ditinggalkan di pohon rendah itu. Tidak, tiara itu telah dikembalikan secara diam-diam, ke rumah yang sebenarnya, dan Voldemort pasti telah meletakkannya disana, di malam dia melamar pekerjaan lagi pekerjaan sebagai guru kepada Dumbledore. Voldemort pasti telah menyembunyikan tiara itu dalam perjalanannya menuju, atau setelah dari, kantor Dumbledore dan dia juga punya kesempatan mengecek pedang Gryffindor. Harry kemudian izin meninggalkan Grey Lady.
105. Harry dikejutkan oleh adik tiri Hagrid, Grawpy, yang melemparkan Hagrid dan Fang lewat jendela. Hagrid dan Fang mengikuti Harry yang sedang mencari tiara. Tapi tidak butuh lama, Hagrid meninggalkan Harry saat dirinya tengah menolong anjingnya yang ketakutan oleh vas raksasa terbang yang telah disihir.
106. Harry bertemu Ron dan Hermione. Mereka berdua memberi tahu Harry bahwa Piala Hufflepuff telah berhasil dihancurkan di Kamar Rahasia. Selanjutnya Harry memberi tahu mereka dimana tepatnya tiara itu berada. Voldemort menyembunyikannya di tempat Harry menyimpan buku Ramuan lama (saat akan diinterogasi Snape tahun lalu), dimana semua orang menyimpan barang-barang sejak berabad-abad. Voldemort menyangka hanya dia yang tahu.
107. Harry, Ron dan Hermione kembali ke Kamar Kebutuhan. Tidak hanya Ginny, tetapi juga sudah ada Tonks dan nenek Neville. Nenek Neville mengaku dia orang terakhir dan telah menyegel terowongan karena Aberforth tidak berada di pubnya dan tidak baik membiarkan terowongannya terbuka begitu saja.
108. Tonks mengaku telah meninggalkan anaknya, Teddy, di rumah ibunya. Ia tidak tahan melihat suaminya sendirian yang bertarung. Begitu juga dengan nenek Neville yang secepat kilat bergegas keluar dari Kamar Kebutuhan setelah mendengar dari Harry kalau cucunya juga sedang bertarung. Setelah keduanya pergi, tinggal Ginny sendirian. Harry meminta Ginny keluar sebentar dan nanti bisa masuk lagi untuk menjalankan misi bersama Ron dan Hermione.
109. Tak lama kemudian, ide menyelamatkan peri-peri rumah di Hogwarts keluar dari mulut Ron. Ron mengatakan jangan sampai ada Dobby-dobby yang lainnya menjadi korban. Mendengar ini, Hermione langsung memeluk Ron dan mengecupnya. Oh jadi kissing sebenarnya disini toh. Harry meneriaki mereka berdua dan segera saja adegan itu terhentikan dengan wajah merona merah jambu satu sama lain.
110. Harry, Ron dan Hermione kembali ke Kamar Kebutuhan lagi setelah keluar melihat Ginny dan Tonks siap meluncurkan tongkatnya ke sasaran. Kali ini Harry meminta Kamar Kebutuhan memunculkan tempat untuk menyembunyikan segalanya. Dan terkabul. Tempat itu sunyi, luas sebesar Katedral dengan pemandangan sebuah kota, dindingnya yang tinggi terdiri dari berbagai benda yang disembunyikan oleh ratusan siswa yang sudah lama lulus. Dan itu dia, tepat di depannya, lemari besar tempat dia menyimpan buku Ramuan tuanya, dan diatasnya, patung batu penyihir tua jelek yang sudah gompal memakai wig tua berdebu dan sesuatu yang tampak seperti tiara kuno tak berwarna. Harry baru saja menjulurkan tangan, walaupun tinggal beberapa langkah, ketika suara di belakangnya menyuruhnya untuk menahan. Crabbe dan Goyle berdiri di belakangnya, berdampingan, tongkat mengacung pada Harry. Melalui celah diantara kedua wajah mencemooh itu Harry melihat Draco Malfoy. Sisanya sama seperti di Film.
111. Malfoy bisa berada di tempat yang sama dengan Harry sekarang karena Malfory berada di Ruang Benda Tersembunyi sepanjang tahun lalu, dan dia tahu bagaimana masuk kesini. Sedangkan Crabbe dan Goyle bersembunyi di koridor luar, dan mereka bisa melakukan Mantra Menghilang sekarang.
112. Setelah lolos dari ruangan penuh api yang menewaskan Crabbe, tiara yang dipegang Harry bergetar dengan kasar, lalu terbelah di tangannya. Rupanya mantra yang dibuat Crabbe untuk memunculkan api-api tadi adalah Fiendfyre alias api kutukan dan Fiendfyre salah satu substansi yang dapat menghancurkan Horcrux. Crabbe bisa tahu caranya pasti karena belajar dari Carrow bersaudara. Dan satu Horcrux berhasil dihancurkan lagi.
113. Percy bertarung dengan Pelahap Maut yang belakangan diketahui adalah Pak Menterinya sendiri, Thicknesse.
114. Fred tewas dan Percy enggan berlari meninggalkan adiknya yang telah mati.
115. Laba-laba raksasa keturunan Aragog ikut mengepung Hogwarts. Harry menembakkan Mantra Pembius pada mereka, dan monster pemimpinnya jatuh terguling menimpa rekannya. Jadi mereka merangkak menuruni bangunan kembali dan lenyap.
116. Harry Mendorong Hermione maju bersama Ron, dan Harry membungkuk meraih jenazah Fred dari ketiaknya. Percy, menyadari apa yang sedang Harry coba lakukan, tak lagi menempel pada jenazah, dan membantu bersama, membungkuk rendah menghindari kutukan melayang-layang dari tanah, mereka menyeret jenazah Fred. Mereka menempatkannya di sebuah ceruk yang tadinya tempat seperangkat baju besi. Harry tak mampu memandang jenazah Fred lebih lama lagi, dan setelah yakin bahwa jenazahnya disembunyikan dengan baik, ia mengejar Ron dan Hermione.
117. Malfoy dan Goyle sudah menghilang.
118. Ron ingin bertempur dengan Pelahap Maut mengikuti Percy yang marah atas kematian Fred. Tapi Ron berhasil ditahan Hermione. Satu-satunya cara menghentikan ini semua adalah dengan mencari Horcrux terakhir, ular Voldemort Nagini. Hermione meminta Harry untuk membuka pikirannya melihat dimana posisi Voldemort sekarang. Dalam penglihatanya, Voldemort sedang berbicara dengan Lucius Malfoy di Shrieking Shack. Lucius memberi saran kepada Voldemort untuk menghentikan perang, memasuki kastil dan mencari Harry Potter sendiri. Bukannya marah, Voldemort malah mengatakan kalau Harry Potter lah yang akan mencarinya, dan saran yang diberikan Lucius adalah supaya Lucius tahu keadaan anaknya, Malfoy. Sebagai gantinya, Voldemort meminta Lucius untuk mencari Snape karena ada satu pelayanan yang Voldemort butuhkan darinya. Dan persis disebelah Voldemort, Nagini berada dalam kandang transparan yang dilindungi oleh pelindung sihir di sekelilingnya.
119. Harry, Ron dan Hermione memutuskan pergi bersama-sama ke Shrieking Shack. Dalam perjalanannya, mereka bertemu Malfoy yang membantu para Pelahap Maut. Tidak tahan, Ron lalu meninjunya dibalik Jubah Gaib.
120. Bola kristal milik Profesor Trelawney berhasil menyelamatkan Lavender Brown dari gigitan Fenrir Greyback yang berubah menjadi Serigala.
121. Hagrid muncul saat kerumunan laba-laba masuk. Hagrid terkubur dalam kerumunannya dan mereka telah membawa mangsanya. Harry tak tahu apakah Hagrid masih hidup. Tak lama kemudian, dementor-dementor masuk siap memberi keputusasaan terhadap korban-korbannya. Luna, Ernie, dan Seamus datang menolong dengan meluncurkan Patronus masing-masing, seekor kelinci perak, seekor babi hutan, dan seekor rubah, sebelum Harry berhasil menciptakan Patronus berbentuk rusa jantan.
122. Harry, Ron dan Hermione berhasil melewati Pohon Dedalu Perkasa. Tiba di Shrieking Shack, mereka bertiga yang masih dibawah perlindungan Jubah Gaib, menemukan Nagini bersama tuannya, Voldemort dengan matanya yang merah, dan wajahnya yang rata seperti ular, tengah berbicara dengan Snape. Voldemort memberi tahu Snape bahwa tongkat Elder Wand yang dicurinya dari kuburan Dumbledore tidak berfungsi dengan baik saat melawan Harry Potter. Karena tongkat itu hanya patuh kepada orang yang yang telah membunuhnya dan orang itu adalah Snape. Dan seperti yang telah kita tahu dari Film, Nagini menyerang Snape sampai tewas. Voldemort pergi tanpa menoleh ke belakang sedikit pun dan diikuti oleh ularnya. Sisanya seperti di Film.
123. Harry, Ron dan Hermione kembali ke kastil setelah mendengar suara Voldemort yang menginginkann Harry datang ke Hutan Terlarang atau pertempuran akan tetap terjadi. Di Aula besar, pemandangan mengerikan langsung tersaji di depan mata mereka. Jenazah Fred bersebelahan dengan jenazah Lupin dan Tonks. Ron dan Hermione bergabung bersama mereka yang sedang berkabung sedangkan Harry pergi dengan perasaan pedih ke kantor Kepala Sekolah untuk memasukkan botol dengan cairan Snape ke dalam Pensieve.
124. Masuk ke dalam Pensieve, Harry menemukan Snape kecil tengah memandang anak gadis bersama kakaknya bermain ayunan. Gadis kecil itu ibunya, Lily, bersama kakaknya atau bibinya Petunia. Setelah bermain ayunan, Lily mengambil bunga di taman yang kelopaknya bisa membuka dan menutup sendiri seperti tiram yang aneh. Petunia melarangnya dan berlari menjauh dari adiknya. Lalu suara menegaskan muncul, suara yang mengatakan sudah jelas dirimu adalah penyihir. Snape muncul di depan mata Lily dan Lily ikut kabur menyusul kakaknya Petunia. Di kejauhan, Snape berteriak bahwa Lily adalah penyihir. Dirinya mengaku telah mengamati Lily sejak lama. Tapi tak ada yang salah dengan itu. Ibunya penyihir, dan dia juga penyihir. Saat Lily pulih dari keterkejutannya akan kemunculan Snape tadi yang tidak diharapkan, Lily bersama kakaknya datang memberi tahu Snape bahwa dia tahu Snape kecil dari ayahnya Snape dan mereka tinggal di Spinner’s End dekat sungai. Lily menuduh Snape telah memata-matainya, tapi Snape tidak punya alasan untuk memata-matai karena Lily hanya seorang Muggle. Di lain hari, Harry melihat Snape dan Lily sudah mulai akrab. Snape mengaku dirinya dan Lily akan mendapat surat dari Hogwarts, sedangkan Petunia tidak. Lily juga berlatih menggunakan tongkat bersama Snape walau hanya sebuah ranting kecil, dan Lily juga akhirnya tahu tentang Dementor dari Snape. Dalam ceritanya juga, ternyata kedua orang tua Snape sering bertengkar dan ayahnya tidak suka apapun termasuk sihir. Obrolan mereka dikuping Petunia. Petunia menuduh Snape yang bukan-bukan dan sebuah dahan pohon runtuh di atas kepala Petunia, mengenai bahunya dan membuatnya menangis. Lily menuduh Snape pelakunya padahal dirinyalah yang berbuat secara tidak sadar. Adegan berubah lagi, Harry kini berada di samping Snape bersama seorang wanita kurus berwajah pucat dan masam di peron 9 3/4. Tak jauh dari tempatnya, Harry melihat Lily bersama ketiga anggota keluarganya. Lily sedang berusaha keras untuk memberitahu kakaknya bila setiba disana Lily akan meminta Dumbledore agar berubah pikiran untuk menyertakan kakaknya. Saat menguping Harry tahu bahwa diam-diam Petunia mengirim surat kepada Dumbledore tapi usahanya sia-sia karena menurut Snape tidak mungkin Muggle bisa menghubungi Hogwarts kecuali dia yang terpilih seperti Lily. Lily seorang Muggle yang dianugerahi bakat sihir, sedangkan Petunia kakaknya tidak. Itulah yang membuat kakaknya sangat membenci sihir dan adiknya Lily. Bahkan mengejeknya sebagai orang yang sinting sekolah di tempat orang-orang sinting. Petunia iri.
125. Masih dalam Pensieve, adegan masuk ke dalam kereta. Snape dan Lily satu kompartemen. Lily masih saja menangis memikirkan kakaknya tapi Snape berusaha membesarkan hatinya karena mereka sama-sama sedang menuju Hogwarts. Snape berharap Lily masuk asrama Slytherin. Mendengar nama Slytherin, anak-anak yang berada di kompartemen lain, James dan Sirius kecil, nyeletuk kalau Gryffindor lah tempat berkumpulnya orang-orang pemberani. Permusuhan mereka dengan Snape sudah mulai disini termasuk panggilan baru yang mereka sematkan kepada Snape, Snivellus. Saling membanggakan asrama kedambaan masing-masing dan menjelekkan asrama yang lain. Ketiganya adu mulut, hingga Lily mengajak Snape pindah kompartemen dan adegan berganti lagi ke Aula Besar. Topi seleksi memilih Lily masuk Gryffindor. Mendengar itu, Snape mengerang dan Lily hanya memberikan senyum sedih. Selain Sirius, James, Pettigrew dan Lupin menyusul Lily di meja Gryffindor, sedangkan nama Snape masuk ke asrama Slytherin. Harry melihat Lucius Malfoy sebagai Prefek menepuk punggung Snape. Dan adegan berganti. Harry melihat Lily dan Snape sedang bertengkar di halaman kastil. Lily membenci beberapa teman Snape yang menggunakan Sihir Hitam kepada anak asrama lain, dan Snape juga membenci James dan sahabat-sahabatnya yang selalu menyelinap di malam bulan purnama bersama Lupin yang selalu sakit. Lily menuduh Snape sebagai orang yang tidak tahu berterima kasih karena sudah diselamatkan Potter saat menyelinap ke terowongan di bawah Dedalu Perkasa (mungkin saat Lupin tengah bertransformasi menjadi serigala). Adegan berubah lagi. Saat Snape meninggalkan Aula Besar setelah mengerjakan OWLnya untuk Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, Snape berjalan menjauhi kastil, melamun menyimpang dari jalan, tidak hati-hati, mendekati tempat di bawah pohon beech di mana James, Sirius, Lupin, dan Pettigrew duduk bersama. Dan adegan selanjutnya sudah Harry ingat saat belajar Occlumency bersama Snape tempo hari. Snape diangkat terbalik oleh tongkatnya James, Lily datang melerai, namun Snape tidak memihaknya melainkan menyumpahinya sebagai Darah Lumpur. Sejak saat itu Lily mengambil jalannya sendiri walaupun Snape berulang kali menyesali diri. Lily tahu Snape dan teman-teman Pelahap Mautnya suka memanggil Darah Lumpur kepada keturunan Muggle seperti dirinya.
126. Adegan berubah lagi. Harry melihat Snape diinterogasi oleh Dumbledore karena Snape ketahuan menguping pembicaraan Dumbledore dengan Trelawney tentang ramalan seorang bocah yang akan menjadi petarung seimbang melawan Pangeran Kegelapan. Snape sudah melaporkan segalanya kepada Voldemort dan kini dia menyesal. Dia menyesal karena bocah itu ternyata anaknya Lily, wanita yang dicintainya. Hingga pada satu momen, penyesalannya terjadi, Lily dan James tewas sedangkan Harry Potter bayi selamat. Agar kematian wanita yang dicintainya tidak sia-sia, Dumbledore memberinya kesempatan untuk menolongnya melindungi Harry Potter. Itu semua dilakukan dengan syarat Dumbledore tidak akan menceritakan segalanya kepada Harry Potter dan Dumbledore tidak akan pernah memperlihatkan sisi terbaik Snape.
127. Adegan berganti lagi. Harry melihat Dumbledore meminta Snape agar memperhatikan Quirrell di tahun pertama Harry. Dumbledore sepakat Snape bukanlah orang pengecut seperti Igor Karkarof di tahun keempat Harry. Dan sekarang Harry melihat Snape merawat tangan Dumbledore yang kisut, hitam dan terbakar karena telah menghancurkan cincin Marvolo Gaunt di tahun keenam Harry. Parahnya, setelah cincin berhasil dihancurkan Dumbledore menggunakan pedang Gryffindor, ternyata kutukannya, yang mengandung kekuatan luar biasa, tidak pergi dari tubuh Dumbledore dan telah menggerogoti tubuhnya. Waktu yang diperkirakan Snape untuk Dumbledore bertahan ternyata kurang dari satu tahun. Itulah kenapa Dumbledore memberi satu misi kepada Snape, membunuhnya. Dumbledore sudah tahu rencana Voldemort menggunakan Draco Malfoy yang malang untuk membunuhnya. Sebagai gantinya, Dumbledore meminta Snape menggantikan posisinya dengan terus-menerus mendekatinya dan menawarkan pertolongan dan bimbingan.
128. Pada adegan lain, Harry melihat percakapan Dumbledore dan Snape tentang rencana setelah kematian Dumbledore. Dumbledore meyakini setelah dirinya meninggal, akan datang suatu masa dimana Voldemort akan terlihat takut dengan hidup ularnya. Dan Dumbledore meminta Snape untuk memberitahu Harry tentang malam di mana Voldemort mencoba membunuhnya, saat Lily menjadikan nyawanya sebagai pelindung, Kutukan Pembunuhnya memantul kembali pada Voldemort, dan satu pecahan jiwa Voldemort terlepas dari keseluruhan, menempel pada satu-satunya jiwa yang masih hidup di gedung yang runtuh itu. Sebagian dari Voldemort hidup di dalam Harry. Itulah yang membuatnya bisa bahasa ular, dan ada hubungannya dengan pikiran Voldemort, yang tak pernah bisa dimengertinya. Dan dengan pecahan jiwa itu, tidak disadari oleh Voldemort, tetap menempel pada, dan dilindungi oleh Harry, Lord Voldemort tak bisa mati. Karena itulah Harry harus mati di tangan Voldemort. Snape mengira, dirinya dan Dumbledore melindungi Harry untuk Lily. Namun ternyata melindunginya karena penting untuk mengajarinya, membesarkannya, membiarkan mencoba kekuatannya dan pada akhirnya ia akan bertemu dengan kematian, itu berarti akhir dari Voldemort yang sebenar-benarnya. Mendengar semua yang diucapkan Dumbledore, Snape marah dan menuduh Dumbledore memperalatnya sampai mempersiapkan Harry untuk dihabisi Voldemort. Dumbledore meyakini ada rasa peduli terhadap Harry yang tumbuh pada hati Snape. Snape menyangkalnya dengan mengeluarkan Patronus berupa Rusa Betina perak.
129. Adegan berubah lagi. Harry melihat Snape sedang berbicara pada lukisan Dumbledore di belakang meja. Dumbledore memintanya memberikan tanggal pasti keberangkatan Harry dari rumah paman dan bibinya pada Voldemort. Bila Snape tidak melakukannya berarti membangkitkan kecurigaan karena Voldemort percaya Snape selalu punya informasi bagus. Tapi Snape harus menanamkan gagasan umpan pengalih perhatian yang Dumbledore kira bisa menjamin keselamatan Harry. Seperti memantrai Mundungus dengan Confundus. Dan dalam pengejaran, Snape harus berperan dengan meyakinkan. Dumbledore mengandalkannya untuk tetap dalam hitungan Voldemort selama mungkin, agar Hogwarts tidak jatuh ke tangan Carrows. Dan sekarang Snape berhadapan dengan Mundungus di rumah minum yang tidak dikenal, wajah Mundungus terlihat kosong, Snape mengerutkan kening berkonsentrasi. Snape meminta Mundungus mengusulkan pada Orde Phoenix, bahwa mereka akan menggunakan umpan pengalih perhatian yaitu Ramuan Polijus dan Potter kembar.
130. Adegan masih bersambung. Sekarang Harry terbang di sisi Snape di atas sapu di malam gelap yang bersih. Dia disertai para Pelahap Maut bertudung. Di depannya ada Lupin dan seorang Harry yang sebenarnya adalah George. Seorang Pelahap Maut maju mendahului Snape dan mengangkat tongkatnya, menunjuk langsung pada punggung Lupin. Snape ingin memantrainya tapi mantra yang dimaksud pada tangan bertongkat dari Pelahap Maut itu meleset dan mengenai George.
131. Selanjutnya Snape sedang berlutut di kamar lama Sirius. Air mata berlinang dari hidungnya yang bengkok saat ia membaca surat lama dari Lily. Halaman kedua surat itu hanya berisi beberapa kata: kok bisa sih berteman dengan Gellert Grindelwald. Kukira dia sudah gila
Penuh cinta, Lily. Snape mengambil halaman yang bertandatangan Lily, dan cintanya, diselipkan ke dalam jubahnya. Ia merobek foto yang sedang dipegangnya, ia menyimpan bagian Lily sedang tertawa, dan menjatuhkan bagian James dan Harry, jatuh di bawah lemari.
132. Dan sekarang Snape berdiri lagi di ruang baca Kepala Sekolah, saat Phineas Nigellus bergegas datang dalam lukisannya. Phineas memberitahunya bahwa Hermione telah menyebutkan tempat dimana mereka berkemah, di Hutan Dean. Hermione menyebut nama tempat itu saat ia membuka tasnya dan Phineas mendengarnya. Dumbledore bersorak gembira mendengarnya dari belakang kursi Kepala Sekolah. Dumbledore lalu menyuruh Snape untuk memberi Pedang Gryffindor secara diam-diam dengan mengingatkan Snape kembali bahwa pedang itu hanya bisa diambil dalam kondisi memerlukan, dan dengan keberanian. Snape kemudian mendekati lukisan Dumbledore dan menarik sisinya. Lukisan itu mengayun maju, memperlihatkan rongga tersembunyi di belakangnya, dan Snape mengambil Pedang Gryffindor. Disini Snape tidak tahu untuk apa kegunaan pedang itu diberikan kepada Harry karena Dumbledore menolak menceritakan kebenarannya. Jadi teka-teki siapa yang mengirim rusa betina di hutan tempo hari terjawab sudah.
133. Harry akhirnya mengerti kalau dia tak semestinya selamat. Tugasnya adalah melangkah tenang ke dalam pelukan Kematian sekaligus memutus hubungan yang masih tersisa antara Voldemort dengan kehidupan. Tak seorangpun akan hidup dan selamat.
134. Harry dalam kepasrahannya menerka-nerka apakah Ron atau Hermione yang akan menghancurkan Horcrux terakhir, Nagini, karena Harry telah gagal, sang Ular selamat. Harry sadar mengapa Dumbledore ingin Harry mempercayai kedua temannya, supaya jika dia menemukan takdirnya lebih dini, mereka akan melanjutkannya.
135. Harry melarikan diri dari kastil menuju hutan menggunakan Jubah Gaib.
136. Harry melihat Neville bersama Oliver Wood menggotong mayat Colin Creevey.
137. Karena Harry tidak bertemu Ron dan Hermione, Harry menarik jubahnya di depan Neville yang tengah membungkuk di atas mayat lain. Harry memintanya untuk mengambil alih tempatnya. Neville harus membunuh ular Voldemort.
138. Dibawah lindungan Jubah Gaib, Harry juga melihat Ginny yang sedang berjongkok dekat seorang gadis yang sedang berbisik memanggil ibunya.
139. Harry juga melewati Pondok Hagrid. Sekelebat kenangan dengan Hagrid bersama Ron dan Hermione di Pondoknya muncul begitu saja.
140. Ternyata tidak semudah itu untuk mati. Harry melihat sekawanan Dementor yang meluncur di antara pepohonan di tepi hutan. Harry merasa tidak sanggup lagi. Sejenak dia meraba kantung pemberian Hagrid di lehernya, lalu dia menarik Snitch warisan Dumbledore keluar. I open at the close. Dengan nafas yang kencang dia menatap benda itu. Sekarang ketika dia ingin waktu bergerak selambat mungkin, rasanya dia makin cepat, dan pemahamannya datang begitu cepatnya seolah-olah telah melewatinya. Inilah the close (penutupannya). Inilah saatnya. Dia tekankan logam keemasan itu ke bibirnya dan berbisik, “Aku segera akan mati”. Kulit logam itu pecah terbuka. Dia rendahkan tangannya yang gemetaran, mengangkat tongkat Draco di bawah Jubah dan menggumam “Lumos”. Batu hitam yang retak bergerigi ke bagian tengah terletak di dalam Snitch yang terbelah dua. Batu Bertuah itu telah retak secara vertikal, melambangkan Tongkat Sihir Tua (Elder Wand). Segitiga dan lingkaran melambangkan Jubah dan batu itu masih bisa terlihat sebagai batu. Dan lagi-lagi Harry mengerti tanpa harus berpikir. Tak perlu membawa mereka kembali, karena dia sendiri akan bergabung dengan mereka. Bukan dia yang menjemput mereka. Merekalah yang menjemputnya. Harry menutup mata dan diputarnya batu itu dalam tangannya tiga kali. Dia tahu hal itu sudah terjadi karena dia mendengar gerakan-gerakan kecil di sekelilingnya, seperti gerakan tubuh-tubuh lemah yang menggeser pijakannya di atas tanah bertabur ranting-ranting yang menandai tepi luar hutan itu. Dia buka matanya dan memandang ke sekeliling. Mereka bukanlah hantu bukan pula tubuh jasmani, itulah yang dia lihat. Mereka lebih kelihatan seperti Riddle yang lolos dari perpustakaan di waktu dulu sekali, yaitu ingatan yang hampir-hampir membentuk zat padat. Kurang dari tubuh-tubuh yang hidup, tapi lebih dari hantu. Mereka bergerak ke arahnya. Dan pada tiap wajah mereka tersungging senyum penuh kasih sayang. Tinggi James persis sama dengan Harry. Dia mengenakan pakaian yang dipakainya ketika meninggal, dan rambutnya acak-acakan, dan kacamatanya agak berat sebelah, seperti kepunyaan Tuan Weasley. Sirius jangkung dan tampan, dan jauh lebih muda dibanding yang pernah Harry lihat ketika dia masih hidup. Dia melompat dengan anggun, tangan di dalam saku dan wajah menyeringai. Lupin juga jauh lebih muda, dan lebih langsing, dan rambutnya lebih lebat dan hitam. Dia terlihat bahagia kembali ke tempat yang sangat dia kenal, tempat yang begitu banyak dia jelajahi di masa mudanya. Senyuman Lily adalah yang paling lebar. Dia sibakkan rambut hitamnya ke belakang sementara dia mendekati Harry, dan mata hijaunya, begitu mirip dengan matanya, memandangi wajah Harry tanpa puas, seakan-akan takkan pernah cukup baginya memandangnya. Harry menanyai mereka bagaimana rasanya mati.
141. Harry melewati Dementor-dementor bersama para pengiringnya seakan-akan merekalah Patronus-patronus untuknya. Harry itu hebat, walaupun mereka hanya ilusi Harry mampu membangkitkan keberaniannnya.
142. Tanpa ragu-ragu menghadapi kematian, Harry berani melepas Jubah Gaibnya bersama tongkat Malfoy di atas tanah (enggan bertarung) dan memunculkan batang hidungnya di hadapan Voldemort. Batu Bertuah menggelincir diantara jemarinya yang mati rasa, dan dari sudut matanya dia melihat orangtuanya, Sirius dan Lupin menghilang pada saat dia melangkah masuk kedalam cahaya api.
143. Kemunculan Harry yang tiba-tiba, telah mengejutkan Hagrid yang terikat di sebatang pohon.
144. Harry melihat Nagini masih di dalam kandang bermantra di belakang kepala Voldemort. Kesempatan untuk menghunusnya menggunakan tongkatnya kecil karena lima puluh kutukan akan menghantamnya lebih dulu.
145. Dan terjadilah, mulut Voldemort terbuka dan kilatan cahaya hijau menerpa Harry.
146. Saat mati Harry melihat dirinya telanjang, dan tidak memakai kaca mata lagi. Untuk pertama kali dia berharap dia mengenakan pakaian. Begitu pikiran itu muncul di kepalanya, terlihatlah sepotong jubah di dekatnya. Dia mengambil lalu mengenakannya. Jubah itu lembut, bersih dan hangat. Sungguh luar biasa bagaimana jubah itu muncul entah dari mana begitu dia menginginkannya.
147. Sama seperti di Film, Harry melihat seorang anak dengan daging kemerahan seperti dikuliti sedang merintih dengan gemetar.
148. Harry adalah Horcrux yang ketujuh. Horcrux yang tak pernah Voldemort perkirakan akan dia ciptakan. Dia telah membuat jiwanya begitu tak stabil sehingga jiwa itu terpecah ketika dia melakukan perbuatan yang begitu jahat, membunuh kedua orangtua Harry, dan mencoba membunuh Harry. Tapi yang lolos dari ruangan itu lebih sedikit dari yang dia tahu. Dia meninggalkan lebih dari sekedar tubuhnya saja. Dia meninggalkan bagian dari dirinya pada Harry, bakal korban yang telah selamat. Dan pengetahuannya masih juga tak lengkap. Itulah yang tidak dihargai oleh Voldemort, dia tak merasa perlu memahami. Tentang peri rumah dan cerita anak-anak, tentang cinta, kesetiaan dan kemurnian. Voldemort tidak mengetahui dan memahami apa-apa. Apapun tidak. Dia tak pernah memahami bahwa hal-hal itu lebih kuat dibanding kekuatannya sendiri, kekuatan yang melampaui semua sihir.
149. Voldemort mengambil darah Harry. Dia ambil darah Harry dan dibentuknya kembali hidupnya dengan darah itu. Dan darah Harry di nadinya. Dia mengambil darah Harry karena tahu itu akan membuatnya kuat. Dia masukkan ke dalam tubuhnya bagian kecil dari apa yang ditaruh Lily kepada Harry ketika dia mati demi Harry. Tubuhnya menyimpan pengorbanan ibu Harry yang terus hidup, dan selama bagian itu terus hidup, begitu juga Harry, dan begitu juga yang diharapkan Voldemort untuk dirinya.
150. Kenapa tongkat Harry mematahkan tongkat yang Voldemort pinjam? Sebagaimana diketahui, bahwa tanpa Voldemort inginkan Voldemort telah melipatduakan ikatan antara Harry dan Voldemort ketika Voldemort kembali ke wujud manusia. Sebagian jiwanya masih melekat ke jiwa Harry, dan dia mengambil bagian dari pengorbanan Lily ke dalam dirinya karena mengira itu akan memperkuat dirinya. Seandainya saja dia memahami kekuatan yang hebat dari pengorbanan itu, dia mungkin tak akan berani menyentuh darah Harry. Tapi kalau dia bisa memahaminya tentu dia bukanlah Voldemort dan dia tak akan pernah melakukan pembunuhan. Setelah memastikan ikatan timbal-balik ini, setelah membungkus takdir Harry dan Voldemort lebih pasti daripada yang pernah terjadi diantara dua ahli sihir manapun dalam sejarah, Voldemort berlanjut dengan menyerang Harry
menggunakan sebuah tongkat yang bahan intinya sama dengan kepunyaan Harry. Dan sekarang hal yang sangat aneh terjadi. Inti tongkat itu bereaksi sebagaimana Voldemort yang tak pernah tahu kalau tongkat Harry adalah kembaran tongkatnya. Dia lebih ketakutan dibanding Harry malam itu. Harry telah menerima, bahkan menyambut kemungkinan mati, suatu hal yang takkan pernah mampu dilakukan Voldemort. Keberanian Harry telah menang, tongkat Harry mengungguli
tongkatnya. Dan ketika terjadi, sesuatu terjadi dengan kedua tongkat itu, sesuatu yang mencerminkan hubungan antara masing-masing tuannya. Tongkat Harry telah menyerap sebagian kekuatan dan sifat tongkat Voldemort malam itu, yang berarti tongkat Harry mengandung sebagian kecil dari diri Voldemort sendiri. Jadi tongkat Harry
mengenalinya ketika dia mengejar Harry, mengenali pria yang adalah kerabat sekaligus musuh bebuyutan, dan tongkat Harry memuntahkan sebagian dari sihir Voldemort melawan dia sendiri, sihir yang jauh lebih hebat dibanding yang pernah dilakukan oleh tongkat Lucius. Tongkat Harry sekarang mengandung daya hebat dari keberaniannya, plus keahlian Voldemort sendiri.
151. Cerita Peverell bersaudara nyata. Dumbledore memberitahu Harry. Dumbledore dan Grindelwald, dua anak pintar dan sombong dengan obsesi bersama. Mereka mencaru Hallows, bukan Horcrux. Grindelwald ingin menjadi Godric’s Hollow. Dia ingin menjelajahi tempat dimana sang saudara ke 3 wafat. Kalau tentang apakah mereka berjumpa dengan Maut di jalanan sunyi, Dumbledore kira lebih condong kalau Peverell bersaudara adalah ahli-ahli sihir berbakat dan berbahaya yang berhasil menciptakan benda-benda jimat tersebut. Hikayat bahwa mereka adalah benda Keramatnya (the Hallows) sang Maut sendiri. Jubah Gaib diteruskan turun temurun abad demi abad, ayah ke anak laki-laki, ibu ke anak perempuan, terus sampai kepada keturunan terakhir Ignotus yang masih hidup, yang tempat lahirnya sama dengan Ignotus, di Godric’s Hollow. Harry, ya Harry. Dumbledore sendiri sudah menduga-duga, kenapa Jubah itu ada di tangan Dumbledore di malam kedua orangtua Harry wafat. James memperlihatkannya kepada Dumbledore beberapa hari sebelumnya. Walau tetap saja benda keramat itu tidak berhasil menahan kutukan Voldemort dan menewaskan kedua orang tua Harry.
152. Dumbledore memberi tahu Harry juga soal keluarganya. Dalam pengakuannya, Dumbledore menyayangi mereka semua. Adik perempuannya yang diganggu Muggle hingga menjadi setengah gila, ayahnya yang balas dendam berakhir di Azkaban sampai mati, dan ibunya yang tewas saat sedang merawatnya. Jadi setelah ibunya wafat, Dumbledore lah yang menjadi penanggung jawab terhadap adik perempuannya dengan saudara laki-laki yang tidak patuh. Rasa sayang itu kemudian hilang menjadi egois. Ketika Grindelwald datang dengan gagasan-gagasannya yang menawan dan membakar Dumbledore, Dumbledore tergoda. Para Muggle dipaksa tunduk. Grindelwald dan Dumbledore adalah para ahli sihir berkuasa. Grindelwald dan Dumbledore sendiri, pemimpin revolusi yang muda yang agung. Namun Dumbledore punya sejumlah ganjalan dalam hati. Dumbledore berusaha tenangkan kata hatinya dengan kata-kata kosong. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk kebaikan yang berskala lebih besar dan setiap kerugian yang ditimbulkan akan dibayar beratus kali lipat demi kepentingan para ahli sihir. Dumbledore yang tahu sebenarnya siapa Gellert Grindelwald itu, tapi tetap menutup mata. Kalau rencana mereka berdua terwujud, semua mimpi Dumbledore akan jadi kenyataan. Dan pusat dari rencana mereka adalah Benda-benda Keramat sang Maut (Deathly Hallows). Betapa benda-benda itu memukau mereka berdua. Tongkat yang tak terkalahkan, senjata yang akan memberikan mereka kekuasaan. Batu Kebangkitan (Resurrection Stone) bagi Grindelwald, walau Dumbledore pura-pura tak tahu, itu artinya pasukan Inferi. Dan bagi Dumbledore artinya kembalinya kedua orangtuanya, dan terangkatnya tanggung jawab dari pundaknya. Dan Jubah Gaib yang memang punya sihir sejati yaitu bisa menyembunyikan dan melindungi baik pemiliknya maupun orang lain. Dumbledore pikir jika mereka menemukannya Jubah itu akan dapat digunakan menyembunyikan Ariana, tapi ketertarikan mereka berdua terhadap Jubah itu utamanya adalah bahwa Grindelwald akan membuat trio Benda-benda Keramat itu, karena menurut legenda barang siapa bisa menyatukan ketiga benda itu, dia akan menjadi penguasa maut yang sejati dan tak terkalahkan
(Grindelwald dan Dumbledore). Dua bulan penuh kegilaan, mimpi-mimpi kejam, dan penelantaran dua anggota keluarga yang ditinggalkan kepada Dumbledore. Dan kemudian, kenyataan datang kembali lewat saudara laki-laki Dumbledore yang buta huruf dan jauh lebih disukai orang. Dumbledore tak ingin mendengar kebenaran yang diteriakkannya kepada Dumbledore. Dumbledore tak mau mendengar bahwa dia tak mungkin bisa pergi mencari Benda-benda Keramat dengan adanya saudara perempuan yang rapuh dan tak stabil bersamanya. Pertengkaran berubah jadi perkelahian. Grindelwald lepas kendali. Itulah yang selama ini Dumbledore rasakan tentang dia, walau Dumbledore pura-pura tidak merasakannya, tapi sekarang menjadi kenyataan. Dan Ariana, setelah selama ini dijaga dan dilindungi ibu, terbaring mati di lantai.
153. Grindelwald kabur, sebagaimana semua orang perkirakan. Dia lenyap, bersama dengan rencananya untuk merampas kekuasaan, menyiksa para Muggle, dan mimpinya akan Benda-benda Keramat, mimpi yang disemangati dan ditolong oleh Dumbledore sendiri. Sedangkan Dumbledore ditinggal untuk menguburkan saudaranya, dan untuk belajar hidup bersama rasa bersalah dan penyesalan. Tahun-tahun berlalu. Terdengar rumor tentang Grindelwald. Ada yang bilang dia telah memperoleh sebuah tongkat yang berkekuatan luar biasa. Sementara itu Dumbledore ditawari posisi di Kementerian Sihir, bukan hanya sekali, tapi beberapa kali. Dengan serta merta Dumbledore menolak. Dumbledore telah belajar kalau kepadanya tak seharusnya dipercayakan kekuasaan. Sudah terbukti, sewaktu anak muda, kalau kekuasaan adalah kelemahan dan godaan buatnya. Kekuasaan adalah sesuatu yang bikin penasaran, tapi mungkin orang yang cocok memegang kekuasaan adalah orang yang tak pernah menginginkannya. Orang yang, seperti Harry sendiri, disodori jubah kepemimpinan, dan menerimanya karena memang harus, dan terkejut karena mereka mengenakannya secara benar. Dan di Hogwartslah Dumbledore berada, menjadi guru yang baik. Tapi sementara Dumbledore menyibukkan diri dengan melatih ahli-ahli sihir muda, Grindelwald menyusun pasukannya. Mereka bilang dia takut kepada Dumbledore, dan mungkin itu benar, tapi tidak sebesar takut Dumbledore kepadanya. Bukan kematian, bukan apa yang dapat dilakukannya secara sihir kepada Dumbledore. Dumbledore tahu mereka sama kuat, mungkin Dumbledore sedikit lebih unggul. Kebenaranlah yang Dumbledore takutkan. Soalnya Dumbledore tak pernah tahu siapa diantara mereka pada pertarungan terakhir yang mengerikan itu yang telah mengeluarkan kutukan yang membunuh saudaranya Ariana. Saat Dumbledore bertemu dengan Grindelwald lagi, Dumbledore memenangkan duel itu dan memenangkan tongkat itu.
154. Masih dalam cerita Dumbledore. Grindelwald mencoba mencegah Voldemort mengejar tongkat itu. Dia berbohong, berpura-pura dia tak pernah memilikinya, walau Dumbledore tahu. Orang-orang bilang dia menyesal bertahun-tahun sesudahnya, sendirian di selnya di Nurmengard. Dumbledore harap itu benar. Dumbledore ingin dia merasa ngeri dan malu akan apa yang telah dilakukannya. Mungkin saja kebohongannya terhadap Voldemort adalah bentuk upayanya untuk menebus kesalahannya, mencegah Voldemort merebut Benda-benda Keramat itu. Dumbledore mencoba menggunakan Batu Kebangkitan (Resurrection Stone) setelah menemukannya begitu lama, terkubur di rumah Gaunts yang terlantar, Benda Keramat yang paling ia dambakan, meskipun di masa mudanya Dumbledore menginginkannya untuk maksud yang sama sekali lain dengan Harry. Dumbledore lupa kalau kini ia adalah sebuah Horcrux, bahwa cincin itu pasti akan membawa kutukan. Dia mengambilnya, mengenakannya, dan untuk sedetik lamanya membayangkan akan bertemu Ariana, ibu dan ayahnya, dan mengatakan berapa dia sangat menyesal. Setelah begitu lama Dumbledore tak belajar apapun, dia tak layak menyatukan Benda-benda Keramat, Dumbledore sudah membuktikannya dulu, dan yang ini adalah bukti terakhir. Mungkin yang bisa menyatukan Benda-benda Keramat adalah satu di antara sejuta. Dumbledore cuma layak memiliki yang paling tak berarti, yang paling tak luar biasa yaitu memiliki Elder Wand (tongkat Tua) dan tidak menyombongkannya dan tidak memakainya untuk membunuh. Dumbledore diperlayakkan memakai dan menjinakkannya, karena dia mengambilnya bukan demi keuntungan, tapi demi menyelamatkan orang lain darinya. Tapi Jubah Gaib, Dumbledore mengambilnya karena penasaran, jadi Jubah itu takkan pernah bisa berfungsi untuknya sebagaimana ia berfungsi untuk Harry, pemilik sejatinya. Batu itu Dumbledore akan pakai untuk memanggil kembali mereka yang sudah tenang di alam sana, bukan untuk mempraktekkan pengorbanan diri, seperti yang Harry
lakukan. Jadi Harry lah yang pantas jadi pemilik Benda-benda Keramat itu.
155. Masih dalam cerita Dumbledore. Dumbledore sengaja tidak menceritakan semuanya kepada Harry karena dia takut kalau dia beberkan semuanya lengkap dengan fakta-fakta tentang benda-benda penuh godaan itu, Harry akan merebut Benda-benda Keramat seperti yang dia lakukan, pada waktu yang keliru dan untuk tujuan yang keliru. Jika Harry memegang benda benda itu, Dumbledore mau Harry melakukannya dengan cara selamat. Harry lah penguasa sejati maut, karena penguasa sejati tak akan lari dari Maut. Dia pasrah bahwa dia akan mati, dan dia mengerti bahwa ada hal-hal yang jauh lebih buruk di dunia orang hidup dibanding dunia orang mati. Dan Voldemort tak pernah tahu tentang Benda-benda Keramat itu, karena dia tak mengenali Batu Kebangkitan yang dia ubah menjadi sebuah Horcrux. Tapi seandainyapun dia tahu, Dumbledore ragu dia akan tertarik dengannya kecuali benda yang pertama. Dia tak akan merasa butuh Jubah Gaib, dan mengenai batu itu, memangnya siapa yang dia ingin hidupkan lagi? Dia takut alam kematian. Dia tidak punya cinta. Tapi Voldemort mencari tongkat itu sejak tongkat Harry mengalahkan tongkat Voldemort di pemakaman Little Hangleton. Awalnya dia kuatir Harry telah mengalahkan dia karena keahlian Harry yang luar biasa. Tapi setelah menculik Ollivander dia baru tahu tentang adanya inti ganda. Dia pikir itu menjelaskan semua. Tapi ternyata tongkat pinjaman itu tidak lebih baik dari punya Harry. Jadi Voldemort, alih-alih memikirkan kualitas apa di dalam dirinya yang membuat tongkatnya begitu kuat, karunia apa yang dia miliki, justru pergi mencari tongkat yang katanya bisa mengalahkan tongkat lain manapun. Buat dia Tongkat Tua (Elder Wand) sudah menjadi sebuah obsesi. Dia percaya Elder Wand menghilangkan kelemahan terakhirnya dan membuatnya benar-benar tak terkalahkan.
156. Semua percakapan yang terjadi antara Harry dan Dumbledore barusan hanya ada di dalam kepala Harry, namun seperti nyata.
157. Voldemort rupanya pingsan sama seperi Harry saat Voldemort memberi Harry Kutukan Membunuh. Mereka berdua sama-sama jatuh tak sadarkan diri, dan sekarang keduanya kembali.
158. Setelah diperiksa Narcissa ibu Draco dan dinyatakan mati olehnya padahal belum, Voldemort dan pasukannya bersuka ria meledakan cahaya merah dan perak melesat ke udara sebagai perayaan. Bahkan Voldemort memantrai Harry Crucio sebagai tanda harus dipermalukan demi membuktikan kemenangan Voldemort. Harry diangkat ke udara, dan butuh seluruh keteguhan hatinya untuk tetap lemas, namun rasa sakit yang dia nantikan tak datang juga. Dia dilemparkan sekali, dua kali, tiga kali ke udara. Kacamatanya terlempar dan dia merasakan tongkatnya meluncur sedikit di balik jubahnya, tapi dia terus bersikap seolah-olah mati, dan ketika dia terlempar untuk terakhir kalinya, tempat itu penuh dengan ejekan dan jerit tawa.
159. Voldemort menyuruh Hagrid menggendong Harry menuju kastil.
160. Tidak seperti di Film, Harry tiba-tiba hidup kembali saat masih digendong Hagrid. Disini Harry diletakkan di rumput di kaki Voldemort, di tempat seharusnya Harry berada. Dan kembalinya Harry beda sekali seperti di Film.
161. Topi Seleksi terbang melalui jendela kastil dan hinggap di tangan Voldemort. Dalam koarnya, tidak akan ada lagi pembagian kelompok, semua akan masuk ke dalam Salazar Slytherin leluhurnya. Voldemort mengarahkan tongkatnya kepada Neville, yang diam kaku, dan memaksakan topi itu ke kepala Neville, sampai turun melewati matanya. Dengan jentikan tongkatnya Voldemort membuat Topi Seleksi terbakar hangus. Jeritan-jeritan membahana di subuh hari itu, dan Neville terbakar, terpaku di tempat, tak dapat bergerak dan Harry tak lagi bisa menahannya. Dia mesti bertindak. Kemudian banyak peristiwa terjadi pada saat yang bersamaan.
162. Mereka mendengar hingar-bingar dari perbatasan luar kompleks sekolah ketika apa yang terdengar seperti ratusan orang bergerombol melompati dinding menyerbu kastil sambil meneriakkan jerit perang. Pada saat yang sama, Grawp datang dari balik kastil dengan langkah beratnya dan berseru Hagger. Teriakannya dibalas kegaduhan kedua raksasa milik Voldemort. Mereka berlari ke arah Grawp, langkah-langkah mereka menimbulkan getaran bagai gempa bumi. Lalu datanglah derap kaki-kaki berkuku dan bunyi busur yang ditarik, dan mendadak anak-anak panah menghujani para Pelahap Maut yang menjerit kaget lalu membubarkan barisan. Harry menarik Jubah Gaib dari balik jubahnya, mengenakannya dan melompat bangkit, sementara Neville juga bergerak. Dengan satu gerakan tangkas lagi lentur Neville membebaskan diri dari Kutuk Ikatan Tubuh. Topi Seleksi yang sedang menyala telah terjatuh lepas darinya dan dia menarik sesuatu dari dalamnya, keperakan, dengan gagang batu delima yang berkilau. Tebasan bilah keperakan itu tak terdengar, tenggelam oleh hingar bingar kerumunan yang sedang datang atau bunyi para raksasa yang sedang bertarung atau derap kaki para centaur, namun begitu semua mata seolah tertuju ke sana, dengan satu ayunan Neville menebas putus kepala si ular yang lalu terlontar tinggi ke udara, berkilat dalam pancaran cahaya dari dalam ruang masuk aula, dan mulut Voldemort terbuka meneriakkan jerit amarah yang tak terdengar oleh siapapun, lalu tubuh ular itu berdebam ke tanah, dekat kakinya.
163. Tersembunyi di balik Jubah Gaib, Harry melontarkan Mantera Pelindung di antara Neville dan Voldemort sebelum Voldemort mengangkat tongkatnya.
164. Kekacauan merajalela. Centaur-centaur yang menyerbu membuat para Pelahap Maut kocar-kacir, tiap orang berusaha lolos dari injakan kaki para raksasa, dan bunyi bala bantuan yang datang menyerbu entah dari mana makin mendekat, Harry melihat makhluk-makhluk bersayap membubung di sekeliling kepala raksasa-raksasa milik Voldemort, thestral dan Buckbeak sang Hippogriff mencakari mereka sementara Grawp meninju mereka bertubi-tubi, dan kini para ahli sihir, pembela-pembela Hogwarts begitu juga para Pelahap Maut terdesak masuk ke dalam kastil. Harry menembakkan sihir dan kutukan kepada setiap Pelahap Maut yang terlihat, dan mereka rebah tanpa tahu apa atau siapa yang telah menghantam mereka, dan tubuh mereka terinjak-injak kerumunan yang mundur itu. Masih tersembunyi di balik Jubah Gaibnya Harry masuk ruang depan aula. Dia sedang mencari Voldemort dan melihatnya di seberang ruangan, sibuk melontarkan mantera dari tongkatnya sambil mundur ke dalam Aula Besar, sambil tak lupa memberi instruksi kepada para pengikutnya. Harry melontarkan lebih banyak Mantera Pelindung, dan calon korban Voldemort, Seamus Finnigan dan Hannah Abbott bergerak melewatinya ke dalam Aula Besar, dimana mereka bergabung dalam pertempuran yang sudah berlangsung sejak tadi. Dan kini semakin banyak, jauh lebih banyak orang menyerbu naik anak tangga depan, dan Harry melihat Charlie Weasley menyusul Horace Slughorn yang masih mengenakan piyama zamrudnya. Peri-peri rumah Hogwarts berbondong-bondong masuk ruang depan aula, menjerit-jerit sambil melambai-lambaikan pisau dan golok, dan yang memimpin mereka adalah Kreacher yang mengenakan liontin Regulus Black di dadanya. Suaranya yang besar terdengar mengatasi keriuhan “Lawan demi Tuanku, pembela peri-peri rumah! Lawan Pangeran Kegelapan, demi nama Regulus yang gagah perkasa! Lawan!”. Mereka menyayat, menusuk mata dan pergelangan kaki para Pelahap Maut, wajah mereka dipenuhi kebencian, dan dimana-mana Harry melihat para Pelahap Maut terdesak oleh jumlah lawan yang begitu banyak.
165. Harry baru keluar dari persembunyiannya menggunakan Jubah Gaib saat Mrs Weasley berhasil melumpuhkan Bellatrix dan Voldemort marah ingin mengutuk Mrs Weasley. Semua terkejut. Termasuk Voldemort yang meneriakkan kebetulan untuk Harry yang masih hidup. Kebetulankah, ketika ibu Harry mati menyelamatkannya? Kebetulankah, ketika Harry memutuskan bertarung di pekuburan? Kebetulankah, bahwa Harry tak membela diri malam ini tapi masih selamat, dan kembali untuk bertarung lagi?
166. Harry menyebut-nyebut nama Riddle, nama Muggle ayah Voldemort yang sangat dibencinya, saat mereka berdua saling balas komentar.
167. Harry membuka semua rahasia yang selama ini Voldemort tidak tahu. Termasuk kematian Dumbledore yang diinginkannya sendiri bukan oleh Voldemort, pelayannya yang setia, Snape, ternyata membodohinya sejak Voldemort memburu Lily, dan Snape yang tak pernah mengeluarkan Patronus di depan Voldemort, Patronus Rusa Betina seperti punya ibu Harry, karena Snape mencintainya seumur hidupnya sejak mereka masih kanak-kanak.
168. Harry berani menasehati Voldemort agar menyudahi dan menyesali semua perbuatannya, membuat Voldemort semakin murka. Harry membuka mata Voldemort kalau tongkat yang dipegang Voldemort alih-alih tongkat Elder Wand hasil curian ke makam Dumbledore bukanlah tongkat Elder Wand karena Snape tidak pernah mengalahkan Dumbledore. Jadi sia-sia saja membunuh Snape. Kematian Dumbledore sudah direncanakan Dumbledore dan Snape berdua. Dumbledore memang ingin mati, tanpa dikalahkan, dialah pemilik sejati terakhir tongkat itu. Kalau rencana itu berjalan baik, maka kekuatan tongkat itu akan mati bersamanya, karena tongkat itu tak pernah dimenangkan dari dia. Memiliki tongkat itu tidaklah cukup seperti yang dilakukan Voldemort mencuri dari makam Dumbledore. Memegangnya, menggunakannya, tidak membuatnya menjadi milik seseorang sesungguhnya. Seperti kata-kata Ollivander. Tongkatlah yang memilih tuannya. Tongkat Tua-tua mengenali tuannya yang baru sebelum Dumbledore wafat, seseorang yang belum pernah menyentuhnya. Tuan barunya melepaskan tongkat itu dari Dumbledore di luar kemauan Dumbledore sendiri, tanpa menyadari apa sebenarnya yang telah dia lakukan, dan tanpa menyadari bahwa tongkat paling berbahaya di dunia telah menyatakan kesetiaan kepadanya. Pemilik sejati Tongkat Tua-tua adalah Draco Malfoy yang kini tongkatnya dipegang Harry. Harry telah mengalahkan Draco berminggu-minggu lalu dan Harry mengambil tongkatnya dari dia. Harry lah pemilik sejati Tongkat Tua-tua.
169. Karena tersudut, Voldemort tiba-tiba menyerang dengan mantra pembunuh “Avada Kedavra” melawan dengan mantra sederhana “Expelliarmus”. Terdengar letusan bagaikan keemasan yang meledak di antara mereka, tepat di pusat lingkaran yang mereka bentuk, menandai titik dimana mantera mereka bertabrakan. Harry melihat pancaran hijau mantra Voldemort beradu dengan mantranya sendiri, melihat Tongkat Tua-tua melayang tinggi, gelap kontras terhadap cahaya matahari pagi, berputar-putar di udara bagaikan kepala Nagini, berputar menuju tuannya yang tak akan dibunuhnya, tuan yang pada akhirnya datang untuk mengambil kepemilikan tongkat itu sepenuhnya. Dan Harry, dengan kecakapan tanpa cela seorang Seeker, menangkap tongkat itu dengan tangannya yang bebas sementara Voldemort jatuh ke belakang dengan kedua lengan terbentang, mata merahnya yang berpupil tipis berputar ke atas. Tom Riddle menghantam lantai, tubuhnya layu dan mengkerut, tangan putihnya kosong, wajahnya yang mirip ular kini hampa sama sekali. Voldemort mati, terbunuh oleh kutukan sendiri yang berbalik menyerangnya, dan Harry berdiri dengan dua tongkat di tangannya, menatap mayat musuhnya.
170. Semua telah berakhir. Orang-orang yang terkena kutuk Imperius telah terbebas, para Pelahap Maut telah melarikan diri dan tertangkap, orang-orang tak bersalah yang dijebloskan ke Azkaban telah dibebaskan saat itu juga, dan Kingsley Shacklebolt telah diangkat sebagai pejabat sementara Kementerian Sihir.
171. Mayat Voldemort dipindahkan dan diletakkan di sebuah kamar di Aula, terpisah dari mayat Fred, Tonks, Lupin, Colin Creevey dan lima puluh lainnya yang gugur menentangnya.
172. McGonagall telah menggantikan meja-meja Asrama, tidak lagi bahwa tiap orang harus duduk menurut Asramanya. Mereka bercampur-aduk, guru dan murid, hantu dan orangtua, centaur dan peri-rumah, dan Firenze berbaring memulihkan diri di lantai, dan Grawp mengintip dari jendela pecah, dan orang-orang melemparkan makanan ke mulut-mulut mereka sambil tertawa-tawa. Sesudah beberapa lama, lelah dan tenaganya terkuras, Harry terduduk di bangku di samping Luna. Luna menyarankannya untuk mencari tempat sepi dan tenang dan Luna membantunya dengan mengalihkan perhatian (berteriak Blibbering Humdinger dan menunjuk ke luar jendela, gue juga tidak tahu apa benda itu) mereka selagi Harry memakai Jubah Gaibnya. Kini dia bisa bergerak sepanjang Aula tanpa diganggu. Dia menemukan Ginny dua meja jauhnya. Dia sedang duduk bersandar di bahu ibunya. Harry juga melihat Neville, makan di kelilingi pengagum yang antusias sementara pedang Gryffindor tergeletak di samping piringnya. Dia melangkah di antara barisan meja dan menemukan ketiga anggota keluarga Malfoy, berkerumun seakan tak yakin apakah mereka patut atau tidak berada di sana, tapi tak ada yang memperhatikan mereka. Kemanapun Harry mengarahkan mata, dia melihat keluarga-keluarga berkumpul kembali, dan akhirnya dia melihat dua orang yang kehadirannya paling dia rindukan, Ron dan Hermione. Harry menanggalkan Jubah Gaibnya dan mereka segera berdiri, dan bersama-sama, meninggalkan Aula Besar. Di kejauhan mereka dapat mendengar Peeves melintasi koridor-koridor sambil menyanyikan lagu kemenangan gubahan sendiri “Kita berhasil, kita hancurkan mereka, Potter lah orangnya, dan Voldy sudah lapuk, mari bersenang-senang”.
173. Harry, Ron dan Hermione masuk ke Kantor Kepala Sekolah. Setibanya disana, mereka disambut tepuk tangan oleh deretan foto kepala sekolah Hogwarts. Tapi mata Harry tertuju hanya kepada pria yang berdiri di potret paling besar tepat di belakang kursi kepala sekolah. Air mata jatuh di balik kaca mata berbentuk bulan separuh, bergulir ke janggut peraknya yang panjang, dan kebanggaan dan rasa terima kasih yang memancar dari dirinya memenuhi Harry bagaikan nyanyian phoenix. Meskipun lelah dan matanya berat, dia mesti melakukan usaha terakhir, meminta saran terakhir kepada Dumbledore tentang Benda-benda Keramat. Harry mengatakan benda yang tersembunyi dalam Snitch jatuh di hutan. Persisnya dia tidak tahu, tapi tak akan mencarinya lagi. Dumbledore menyetujuinya. Keputusan bijak dan berani, tapi tak kurang dari itulah yang Dumbledore harapkan dari Harry. Tapi Harry akan menyimpan hadiah dari Ignotus, Jubah Gaib, selamanya sampai ia meneruskannya. Sebaliknya Harry tidak menginginkan Tongkat Tua-tuanya karena dia lebih suka dengan tongkat miliknya yang sudah patah. Segera Harry mengambil tongkatnya yang patah di kantong yang tergantung di lehernya. Lalu Tongkat Tua-tuanya digunakannya untuk memperbaiki tongkat Harry yang patah dan berhasil utuh kembali. Harry menaruh Tongkat Tua-tua (Elder Wand), disaksikan Dumbledore, kembali ke tempat dari mana dia datang. Dia bisa tinggal di sana. Kalau Harry meninggal secara alami seperti Ignotus, kekuatannya akan punah dan Tuannya tidak akan pernah dikalahkan. Dengan begitu dia berakhir.
174. Ron masih heran dengan keputusan Harry, membiarkan Tongkat Tua-tua begitu saja. Namun Hermione setuju dengan Harry. Harry sudah cukup mendapat masalah untuk seumur hidupnya dan tongkat itu lebih banyak bikin masalah daripada kebaikan.
175. Sembilan belas tahun kemudian sama seperti di Film.
176. Neville jadi Professor di Hogwarts untuk pelajaran Herbologi.
Tamat
Kutipan
1. Dan, ternyata, memang lebih mudah untuk bersikap tenang dengan perut kenyang. Untuk pertama kalinya mereka menyadari bahwa perut penuh berarti semangat baru, dan perut kosong berarti kemurungan dan pertengkaran – Harry, Ron, Hermione
2. Rasa lapar membuatnya tidak bisa berpikir dan cepat naik darah. Saat masa makanan menipis bertemu dengan saat Ron memakai liontin, ia berubah menjadi begitu menyebalkan – Harry dan Hermione kepada Ron
3. Hanya perbedaan antara kebenaran dan dusta, keberanian dan kepengecutan – Profesor McGonagal
4. Dumbledore telah belajar kalau kepadanya tak seharusnya dipercayakan kekuasaan. Sudah terbukti, sewaktu anak muda, kalau kekuasaan adalah kelemahan dan godaan buatnya. Kekuasaan adalah sesuatu yang bikin penasaran, tapi mungkin orang yang cocok memegang kekuasaan adalah orang yang tak pernah menginginkannya. Orang yang, seperti Harry sendiri, disodori jubah kepemimpinan, dan menerimanya karena memang harus, dan terkejut karena mereka mengenakannya secara benar – Profesor Dumbledore
5. Harry lah penguasa sejati maut, karena penguasa sejati tak akan lari dari Maut. Dia pasrah bahwa dia akan mati, dan dia mengerti bahwa ada hal-hal yang jauh lebih buruk di dunia orang hidup dibanding dunia orang mati – Profesor Dumbledore