Melanjutkan cerita sebelumnya di Pulang-Pergi, Bedebah di Ujung Tanduk dibuka dengan adegan jual beli serangan di atas ring antara Thomas dan Bujang. Sudah bukan cerita baru lagi kalau Thomas memang akrab dengan pertarungan jarak pendek. Keduanya bersama Salonga dan Junior kini berada di Indonesia untuk liburan melepas penat setelah kejadian di St. Petersbug, Rusia.
Sayang, keasyikan duel Thomas dan Bujang harus segera dihentikan setelah serbuan desingan peluru menyerang tempat mereka berada. Thomas dan yang lainnya terpaksa melarikan diri dari serangan bertubi-tubi. Belakangan diketahui, musuh yang memburu adalah akibat dari transaksi bisnis yang dimenangkan Thomas di Bhutan. Thomas adalah si bedebah di ujung tanduk.
Transaksi bisnis yang diselesaikan Thomas adalah jual beli pegunungan. Pihak yang dimenangkan Thomas adalah salah satu keluarga penguasa Shadow Economy, J.J. Costello. Sedangkan pihak yang duduk di kursi pesakitan adalah pemilik gunung tersebut. Pemilik gunung inilah musuh mereka.
Thomas tidak tahu kalau yang dilakukannya akan membangkitkan kekuatan besar masa lalu, walau hadiah yang dimiliknya sekoper emas sekarang hilang saat aksi pengejaran mematikan.
Mereka semua kabur ke rumah Tuanku Imam (di tempat kerabatnya mamak Bujang). Disana, Bujang segera mengontak Yuki dan Kiko. Juga mendapat telepon dari kekasih jauhnya Maria di Rusia. Ternyata keduanya bersepakat tidak saling menghubungi dulu selama enam bulan ke depan, untuk membuktikan apakah perasaan itu semakin membesar atau menguap. Maria setuju, meski itu tidak mudah dilakukan. Kalau gue yang jadi Maria, sakit. Apalagi Bujang akan membuka sedikit rahasianya di akhir cerita kalau ia menyimpan hati kepada gadis lain. Seseorang yang bahkan tidak pernah disebutkan namanya. Seseorang yang tidak pernah dituliskan dalam kisah-kisahnya. Gadis itu, entah siapa dan ada dimana sekarang gue tidak tahu. Yang gue tahu, gue harus bersabar menunggu di novel selanjutnya. Rumit.
Thomas, Bujang, Salonga, dan Junior segera berangkat menuju Kathmandu, Nepal. Disana, mereka sudah ditunggu Nyonya Ayako, istri dari Hiro Yamaguchi, untuk berkoordinasi membentuk kekuatan.
Di Kathmandu, sekretaris andalan Thomas muncul. Maggie dalam masa liburannya masih harus tetap bekerja demi bosnya. Karena bantuannya lah, mereka mendapatkan mobil Jeep Grand Cherokee Trackhawk edisi terbatas sebagai sarana menuju lokasi yang ditentukan Nyonya Ayako.
Untuk pertama kalinya, Junior berbicara, mengucapkan terima kasih kepada Si Babi Hutan. Sama seperti gue, Thomas ikut terkejut. Demi mendengar kalimat Junior, mobil yang disetirnya berhenti mendadak. Rupanya Bujang menghadiahi Junior pistol Colt 1911 miliknya yang diberikan Salonga dulu kepadanya.
Bujang dan yang lainnya tidak percaya setelah bertemu dengan Nyonya Ayako. Penampilannya dulu tidak lebih dari klamufase semata. Nyonya Ayako adalah salah satu Ninja terbaik, walau guratan di wajahnya tidak bisa menutupi usianya yang sudah menginjak enam puluhan.
Nyonya Ayako memperkenalkan Biksu Dhammo kepada mereka semua. Biksu Dhammo akan berusaha membantu satu-dua hal. Seperti membujuk pihak musuh untuk berdamai, karena kelompok musuh diketahui sangat menghormati tokoh agama.
Diketahui, musuh adalah penjaga Jalur Sutra 16.000 kilometer tempo dulu. Nama yang tidak asing di telinga gue. Alkisah mengatakan hiduplah seorang pembunuh bayaran yang bernama Roh Drukpa. Dia adalah pembunuh terbaik di era itu. Dilahirkan dan dibesarkan di gunung-gunung tinggi Himalaya. Sejak kecil sudah terlatih melakukan latihan fisik tak terbayangkan. Dia membentuk sekumpulan tukang pukul yang terkenal dengan nama “Teratai Emas”. Roh Drukpa sudah meninggal dua belas abad lalu. Sekarang pemimpin Teratai Emas adalah generasi selanjutnya dan tetap memakai Roh Drukpa, hanya menambahkan angka di belakangnya sebagai tanda generasi yang keberapa.
Celakanya, gunung yang dibeli J.J. Costello adalah milik Teratai Emas.
Pihak Biara Bhutan menolak bicara dengan Biksu Dhammo. Otomatis musuh sudah tahu keberadaan mereka saat ini. Tidak lama kemudian, helikopter yang dikemudikan Ayako bersama penumpang Thomas, Bujang, Salonga dan Junior ditembaki peluru yang kini mengikuti mereka.
Mereka tidak lari menyelamatkan diri, sebaliknya menuju Bhutan, tempat musuh, bagai aksi bunuh diri.
Bagaimana cerita selanjunya? Silahkan langsung membeli novelnya, seru πππ.
Masih banyak kelengkapan cerita yang gue tinggalkan disana seperti:
1. Kakek Bujang, Si Mata Merah, pernah bertarung bersisian bersama Guru Bushi melawan Roh Drukpa XX
2. Yuki, Kiko dan White dibajak di pesawat dari Hongkong dalam misi membantu Bujang cs
3. White kesal dipasang alat pelacak oleh Bujang
4. Diego Samad, kakak Bujang, adalah salah satu anggota kelompok “Teratai Emas”. Diego belum mati. Diego punya peran penting dalam kisah ini.
5. Thomas cs menyaksikan sendiri J.J. Costello dibuat mati oleh Roh Drukpa
6. Nyonya Ayako menantang Roh Drukpa atau Yang Agung melakukan tiga pertandingan. Sama seperti pertarungan habis-habisan dengan Guru Bushi dan Si Mata Merah puluhan tahun lalu. Jika lawan kalah, Yang Agung berhak menghabisinya. Jika lawan memenangknannya, atau berakhir sama kuat, Yang Agung akan memberi pengampunan. Itu perjanjian lama yang harus dihormati siapa pun. Ini dilakukan Nyonya Ayako untuk mengulur waktu.
7. Pertandingan pertama melawan Yang Agung adalah pertandingan menembak tiga ronde klasik, mengenai sasaran. Salonga adalah lawannya. Jangan ditanya siapa pemenangnya, imbang. Walau gue sempat ragu sama Salongaπ π π
8. Bujang tidak mau seperti bapaknya.
9. Pertandingan kedua adalah teka-teki. Seperti Gollum dan Bilbo di The Hobbit. Siapa sangka antara Yang Agung dan Nyonya Ayako sama-sama lihai
10. Pertandingan ketiga batal dan fatal karena Diego
11. Ayako mengorbankan dirinya di bibir jembatan tali seperti Gandalf di The Lord of the Rings agar yang lainnya selamat dari kejaran musuh. Apa mungkin Nyonya Ayako hidup kembali seperti Gandalf di kisah selanjutnya?
12. Yang Agung mati ditangan Diego. Apa yang telah dilakukan Diego?
13. Thomas mengenakan delapan gelang logam dan rompi logam demi mengalahkan Bujang di atas ring yang kini dilampiaskannya kepada Yang Agung
14. Thomas, Bujang, Salonga, Junior, Yuki, Kiko dan White dibebaskan oleh Roh Drukpa
Sampai jumpa di novel berikutnya, Tanah Para Bandit. Siap.
Selamat berpuasa di hari-hari akhir. Semoga amal ibadah puasa kita diterima oleh Allah SWT dan diberi kesempatan lagi bertemu Ramadan tahun depan aamiin ya rabbal alaamiin. Mohon maaf lahir batin πππ.
Kutipan:
1. Kau jangan sekali-kali mencontoh kelakuan mereka berdua, Junior. Bertarung hanya untuk membuktikan siapa yang lebih hebat – Salonga
2. Semoga anak itu menemukan kedamaian. Apa pun pilhan hidupnya – Tuanku Imam
3. Opa pernah bilang, saat kita tidak tahu lagi beda baik dan buruk dalam kehidupan, kita selalu bisa memilih untuk terus peduli. Karena kepedulian adalah kunci membuka banyak penjelasan. Semoga akhirnya kita bisa menjadi bagian yang baik – Thomas
4. Hati yang bersih, selalu mampu menemukan alasan untuk memaafkan dan mengasihi. Hati yang kotor, selalu bisa membuat alasan untuk membenci dan memusuhi – Biksu Dhammo
5. Aku tahu, rencana ini memiliki resiko tinggi. Tapi ketahuilah, Bujang-kun, boleh jadi, tempat paling aman justru adalah tempat yang kita pikir paling berbahaya. Dan sebaliknya, tempat yang paling berbahaya justru adalah tempat yang kita pikir paling aman. Itu kebijakan lama pertarung. Tidak selalu benar, tapi dalam situasi seperti sekarang, boleh jadi tempat paling aman bagi kita adalah Bhutan. Mengunjungi pegunungan tempat markas kelompok ” Teratai Emas” – Nyonya Ayako
6. White mengangguk. Sepertinya mereka hanya bisa bersabar menunggu. Dalam banyak pertarungan penting, kadang kala bersabar adalah pertarungan terbesarnya – White